Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menorehkan sejarah di negerinya. Itu setelah diketahui bahwa jumlah pegawai Gedung Putih yang mengundurkan diri selama setahun pertama kepemimpinan Trump menjadi terbanyak sepanjang masa.
Wall Street Journal mengutip data Brookings Institutions yang mencatat tingkat keluar-masuk tenaga kerja Gedung Putih menyatakan 34 persen staf Trump dipecat, mengundurkan diri, atau dipindahtugaskan.
Jumlah tersebut adalah dua kali lipat dari masa kepemimpinan Ronald Reagan pada 1981, yakni sebesar 17 persen.
Masa kepemimpinan Trump menunjukkan tingkat keluar paling tinggi dibanding dengan kepemimpinan Obama dan Clinton.
Menurut Wall Street Journal, pertama-tama, Trump memecat penasihat keamanan nasional pertamanya, Michael Flynn, pada Februari lalu, hanya kurang dari sebulan setelah dia menjabat.
Setelah itu, dua ajudan kampanye senior, Reince Priebus dan Steve Bannon, mengikuti jejak Flynn.
Tragedi Flynn
Mengenai Flynn, Presiden Trump dituntut memaafkan mantan penasihat keamanan nasionalnya tersebut.
Baca Juga: Bos Apple Diwajibkan Naik Jet Pribadi Saat Bepergian
“Sudah saatnya Anda memaafkan Jenderal Flynn, yang mengalami keterpurukan karena Anda semua,” ujar Joseph Flynn lewat akun Twitter-nya yang dikutip Anadolu Agency, Kamis (28/12/2017).
Awal bulan ini, Michael Flynn mengakui bersalah setelah dikenakan tuduhan berbohong kepada FBI.
Dalam pengakuannya, Flynn telah setuju untuk kooperatif dalam penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye presiden tahun lalu. Termasuk apakah anggota tim kampanye Trump berkolusi dalam propaganda untuk mengukuhkan posisi Trump.
Cuitan saudara Flynn muncul setelah Trump mengecam penyelidikan Mueller. Trump juga membantah dugaan bahwa ia maupun tim kampanyenya bekerja sama dengan Moskow.
“Tuduhan itu tidak benar. Tim kampanye Clinton dan Komite Nasional Demokrat (DNC) membantu mendanai ‘berkas kotor’. FBI bahkan tidak bisa membuktikan klaim kolusi Trump-Rusia. FBI telah tercemar,” tulis Trump dalam Twitter, mengacu pada berkas yang ditulis oleh seorang mantan staf intelijen Inggris.
Flynn, pendukung utama Trump selama kampanye, dipaksa lengser dari jabatannya di Gedung Putih karena menyesatkan Wakil Presiden Mike Pence mengenai percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum