Suara.com - FPI dan sejumlah ormas lain menggelar aksi bertajuk "menolak kezaliman Facebook", di depan kantor Facebook perwakilan Indonesia, gedung perkantoran Capital Place, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2018).
Mereka menggelar aksi itu sebagai bentuk protes, lantaran sejumlah akun Facebook milik kelompoknya diblokir.
Namun, seusai aksi tersebut, satu spanduk peserta demonstrasi menjadi perbincangan hangat di media-media sosial.
Spanduk yang menjadi topik hangat warganet itu bertuliskan "Do Not PERSECUTED Moslem's".
Pada bagian bawah spanduk tersebut, tertera tulisan terjemahan dari kalimat berbahasa Inggris itu: "Jangan Zhalimi umat Islam".
Namun, warganet menilai spanduk itu lucu karena kalimat bahasa Inggris padanya justru tak sepadan dengan terjemahannya.
Sebab, kalimat "do not persecuted moslem's" justru berarti "jangan dianiaya muslim" dalam bahasa Indonesia. Karenanya, isi spanduk itu justru berarti "Facebook, jangan dianiaya Muslim".
"Do not persecuted moslem's, ada yang bisa bantu terjemahkan?" tulis warganet di Twitter.
Baca Juga: Gelar Aksi, Jubir FPI: Kami Masih Butuhkan Facebook
"Replying to @ahmadbudiarto 'Do Not Persecuted Moslem’s' ?? Wkwkw Facebook buru-buru ambil hp, translate," tulis akun @diskresi sembari membubuhkan simbol tertawa.
Warganet di laman Facebook juga mengunggah foto spanduk yang diusung massa aksi tersebut. Mereka mempertanyakan, apakah peserta demonstrasi itu mengetahui arti terjemahan kalimat berbahasa Inggris tersebut.
Kecewa
Massa yang menggelar aksi di depan kantor Facebook perwakilan Indonesia, Jumat (12/1/2018) sore sudah membubarkan diri.
Mereka membubarkan diri setelah mengetahui tak ada satu pun perwakilan Facebook yang bisa ditemui. Pasalnya, seluruh pegawai Facebook libur.
Eggi Sudjana, pentolan demonstrasi, mengatakan ia dan perwakilan massa hanya ditemui oleh pengurus gedung perkantoran tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru