Wakil ketua umum DPP Partai Gerindra yang juga menjabat Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo, ditemui di Universitas Bung Karno, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menilai tidak menjadi masalah Presiden Joko Widodo membolehkan menterinya merangkap jabatan di partai.
"Selama itu tak mengganggu kinerja bagi saya itu sah-sah saja. Kenapa harus dipermasalahkan," kata Edhy Prabowo di DPR, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
"Kita tak usah beralasan, berasumsi. Nyatanya banyak juga yang jabatan double, kerja dengan baik."
Jokowi membolehkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tetap menjabat yang ketua umum Partai Golkar. Menteri Sosial Idrus Marham juga diizinkan merangkap jadi ketua koordinator bidang kelembagaan Partai Golkar.
"Selama itu tak mengganggu kinerja bagi saya itu sah-sah saja. Kenapa harus dipermasalahkan," kata Edhy Prabowo di DPR, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
"Kita tak usah beralasan, berasumsi. Nyatanya banyak juga yang jabatan double, kerja dengan baik."
Jokowi membolehkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tetap menjabat yang ketua umum Partai Golkar. Menteri Sosial Idrus Marham juga diizinkan merangkap jadi ketua koordinator bidang kelembagaan Partai Golkar.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid merangkap ketua koordinator bidang pemenangan pemilu Jawa dan Kalimantan untuk Partai Golkar.
Komitmen melarang menteri merangkap jabatan dulu pernah disampaikan Jokowi pada waktu kampanye pemilu presiden tahun 2014. Komitmen tersebut kembali disampaikan ketika Jokowi terpilih menjadi presiden. Salah satu alasan Jokowi yaitu agar para menteri fokus pada tugas negara.
Terkait komitmen itu, Edhy tak tahu apakah dalam hal ini Jokowi tidak konsisten atau bagaimana.
"Saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Karena saya sendiri tidak memilih presiden ini," kata Edhy.
Pekan lalu, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menyoroti sikap Jokowi.
"Secara prinsip pertama apa yang disampaikan Pak Jokowi dari awal dulu, bahwa sudah ditegaskan tidak boleh ada rangkap Jabatan," kata Hidayat.
Menurut Hidayat sekalipun perombakan kabinet hak prerogratif Presiden, komitmennya akan dipertanyakan oleh publik.
"Kemarin kan Pak Jokowi sudah menjelaskan bahwa ini kan sudah satu setengah tahun lagi. Lalu Pak Airlangga juga begitu profesional dalam bidangnya, susah digantikan dengan yang lain. Ya tu adalah bagian dari, silakan rakyat memberi penilaiannya sendiri," tutur Hidayat
Hidayat juga mengingatkan di tahun politik, Jokowi dan para menteri akan semakin banyak disorot publik.
"Sikap rakyat itu nanti akan terlihat pada waktu Pilpres nanti. Pasti rakyat akan menagih," kata Hidayat.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan kenapa Presiden Jokowi masih mempertahankan Airlangga di kabinet.
"Sementara tetap (sebagai menperin), sampai sekarang belum ada pergantian karena Pak Presiden kan ingin program Kementerian tetap jalan. Kalau untuk Ibu Khofifah kan diganti karena kosong," kata Pratikno.
Airlangga enggan menanggapi posisinya yang rangkap jabatan sebagai menperin dan ketua umum Golkar. Ia menyerahkan sepenuhkan kepada Jokowi.
"Itu sepenuhnya kami serahkan kepada Presiden," ujar dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Roy Suryo Klaim Kantongi Ijazah Palsu Jokowi Langsung dari KPU: Kami Berani Mati, Adili Jokowi!
-
Ramalan Rocky Gerung: 'Hantu' Ijazah Jokowi Bakal Teror Pemerintahan Prabowo Sampai 2029!
-
Malu-malu Umumkan Jokowi Jadi 'Bapak J', PSI Dicurigai Partai Tertutup: "Aneh Bila Belum Dipublish"
-
Sinyal Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi-Ba'asyir, Rocky Gerung Bongkar Dugaan Manuver Ini
-
Soal Tangkap dan Adili Jokowi, Rocky Gerung: Harus Ada Proses, Dimulai di DPR atau Meja Pengadilan
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat