Suara.com - Wakil Ketua DPR Fraksi PKS Fahri Hamzah menyebut kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Suku Asmat, Papua, sebagai tragedi pengelolaan negara.
Fahri mengatakan peristiwa itu sudah disorot media internasional. Bahkan, ada yang memberitakan 100 warga meninggal dunia.
"Kalau memang betul itu yang terjadi di suatu tempat, ini adalah tragedi pengelolaan negara, adalah tragedi pengurusan pemerintah. Kok bisa ada rakyat di kabupaten meninggal begitu banyak oleh campak dan gizi buruk. Ini luar bisa kegagalan kita bernegara," kata Fahri di DPR, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Fahri meminta pemerintah secepatnya menangani masalah itu agar korban tak berjatuhan lagi.
Campak dan malnutrisi, kata Fahri, tidak akan terjadi secara tiba-tiba, kecuali memang negara gagal memenuhi kebutuhan rakyat.
"Ini adalah akumulasi kegagalan kita mengelola negara. Orang Papua itu punya tradisi mengelola makanannya dan gizi yang tak pernah ada masalah, tapi sekarang. Ini ada mekanisme yang salah misal memaksakan beras," ujar Fahri.
Fahri tidak setuju penanganan kasus itu dengan merelokasi warga Suku Asmat. Menurut dia justru hal itu akan menimbulkan kecurigaan kepada pemerintah.
"Jangan-jangan orang bilang ada emas. Begitu kan nanti kecurigaan orang. Jangan on the spot. Sudahlah masyarakat itu punya cara untuk hidup keluar dari problem-problem laten," tutur Fahri.
Fahri tidak setuju relokasi karena warga sudah memiliki pola hidup yang telah dijalani selama berabad-abad. Tugas pemerintah, menurut Fahri, cukup menyempurnakan pola, bukan meniadakannya.
"Saya pernah membaca riset sosiologi, sebab dari semua ini adalah karena ada pemaksaan pola hidup masyarakat tradisional Papua yang menyebabkan orang itu lupa atau berjarak dengan tradisi makan mereka sebagai local wisdom," ujar Fahri.
"Mereka biasa makan sagu dan ubi, tiba-tiba kita memaksakan mereka makan beras padahal mereka tidak punya sawah akhirnya ketergantungan. Akibatnya ketika suplai berkurang, akibatnya adalah busung lapar. Ini yang tidak boleh. harus ada policy pembangunan yang komprehensif," Fahri menambahkan.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta distribusi anggaran otonomi khusus kepada Provinsi Papua dievaluasi.
Presiden Joko Widodo mengatakan sudah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengerahkan tim untuk membantu masalah di Suku Asmat, Papua.
"Dua, tiga minggu lalu saya sudah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan bantuan dan tim kesehatan menuju ke sana, karena memang lokasinya sangat berat," kata Jokowi sebelum berangkat ke Sri Lanka, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Jokowi menuturkan pada September 2017, pemerintah telah mengirim tim dari Kementerian Kesehatan ke Asmat untuk menangani wabah penyakit yang rentan menyerang anak-anak. Namun belum cukup membantu membasmi wabah penyakit di sana. Kendalanya adalah akses menuju ke lokasi, sebab di Asmat itu masyarakatnya tinggal di hutan dan tersebar di banyak titik.
Tag
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung