Suara.com - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan menilai, money politic atau politik uang akan lebih mungkin terjadi dan timbul pada Pilkada Serentak 2018.
Dilihat dari peta kandidat dan partai yang akan bertarung, dikatakan Djayadi, tidak ada polarisasi yang tajam antara calon yang satu dengan yang lain, baik dari segi suku, agama, ataupun ras (SARA).
Djayadi mencontohkan peta pertarungan di Pilkada Jawa Barat, dimana semua kandidat merupakan suku Sunda. Agama pun sama-sama Islam.
Dicontohkan lainnya oleh Djayadi terkait Pilkada di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur yang para kandidatnya berasal dari kalangan Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama/NU).
Selain itu, ada Pilkada Sumatera Utara dengan percampuran putra daerah dan jawa, serta putra daerah dan melayu.
Secara keseluruhan, Djayadi mengungkapkan gabungan antara konfigurasi pasangan calon maupun partai-partai pendukung di 171 daerah yang menggelar Pilkada cenderung sangat cair.
Dengan demikian tidak terjadi polarisasi antar kandidat maupun antar partai pendukung yang mengusung.
"Kalau posisinya seperti itu, tidak mudah membidik satu atau dua orang saja untuk dijadikan target kampanye hitam," ujarnya dalam diskusi "Pilkada 2018 dan Isu SARA" di Gedung Priamanaya Energi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).
Terkait kampanye hitam atau black campaign, Djayadi yakin pihak berwenang akan dengan sigap merespon.
Baca Juga: Lolos, Kevin / Marcus Bersiap Hadapi Perang Saudara di Babak Dua
"Ada UU ITE, UU Pilkada, PKPU dan lainnya yang memungkinkan untuk para penegak hukum tersebut bertindak cepat," tutur Djayadi.
Lebih lanjut, Djayadi berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa langsung menindak kalau ada pelanggaran-pelanggaran dari segi penyelenggaraan Pemilu.
"Jadi pola-pola kampanye hitam atau fitnah, setidaknya itu tak mudah," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
PDIP Lawan Politik Uang, Hasto Kristiyanto: Gerakkan Anak Muda dan Bangun Visi Samudra
-
Ayu Ting Ting Ungkap Alasan Tak Masalah Disebut ATM Orangtua
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka