Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhamad Subuh [suara.com/Nikolaus Tolen]
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhamad Subuh mengatakan pasokan obat untuk warga sejumlah kabupaten di Papua dan Papua Barat sudah mencukupi.
"Yang kami lihat di lapangan di gudang farmasi sebenarnya more than enough, karena kita lihat langsung ternyata cukup, kendalanya ada pada diagnostik, nggak bisa semua orang sehat kasih obat, kendala geografis, transportasi, kendala menyebarkan penduduk, distribusi jadi kendala, tenaga kesehatan yang bisa gunakan obat tersebut juga terbatas," kata Subuh di Jakarta.
Dari 17 kabupaten, Kabupaten Asmat mendapatkan prioritas perhatian karena di sini terdapat banyak warga kena campak dan busung lapar.
"Yang kami lihat di lapangan di gudang farmasi sebenarnya more than enough, karena kita lihat langsung ternyata cukup, kendalanya ada pada diagnostik, nggak bisa semua orang sehat kasih obat, kendala geografis, transportasi, kendala menyebarkan penduduk, distribusi jadi kendala, tenaga kesehatan yang bisa gunakan obat tersebut juga terbatas," kata Subuh di Jakarta.
Dari 17 kabupaten, Kabupaten Asmat mendapatkan prioritas perhatian karena di sini terdapat banyak warga kena campak dan busung lapar.
"Dalam rapat tadi kami juga sudah dibicarakan bagaimana membuat suatu konsep penanganan, sehingga bisa digunakan di tempat lain terutama di papua, sangat rendah kategorinya, di bawah 40 persen," katanya.
Kementerian Kesehatan sudah mengirimkan tenaga medis ke Suku Asmat.
"Gelombang kedua ada 45 orang dokter, yang pertama sekitar 30-an orang, jadi kami tambah. Kami juga kolaborasi dengan TNI untuk kirimkan 75 yang merupakan dokter umum, kami memberi pembekalan sebelum berangkat, supaya mereka lebih mobile, kalau dokter spesialis kan, pelayanannya di rumah sakit, yang mobile dokter umum," kata Subuh.
Dia memastikan tak ada masyarakat Papua menolak diimunisasi.
"Masyarakat di sana cukup antusias dilayani imunisasi, buktinya kami bawa 50 vial pulang habis, artinya hambatan penolakan tak ada, ada beberapa yang takut sakit lalu kami bujuk," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Metro Jaya Siagakan 5.044 Personel Gabungan!
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan