Suara.com - Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna menyatakan, hasil prarekonstruksi yang dilakukan kepolisian tidak menemukan kejadian penganiayaan terhadap santri di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga dipastikan Garut aman.
"Setelah kami lakukan pendalaman kaitan dengan kejadian ini ternyata tidak benar ada penganiayaan tersebut, jadi dipastikan kasus pengeroyokan ini tidak pernah terjadi," kata Budi saat jumpa pers bersama unsur pimpinan pesantren dan ulama di Garut, Jawa Barat, Rabu (7/2/2018).
Ia menuturkan, kepolisian telah menggelar prarekonstruksi untuk mengetahui kebenaran tentang kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang santri di Garut itu.
Kepolisian juga, kata dia, telah menjalin komunikasi dengan para ulama dan pimpinan pesantren di Garut, khususnya pesantren di Kecamatan Leles yang santrinya diinformasikan menjadi korban penganiayaan tersebut.
"Jadi dipastikan yang terjadi di sini adalah 'human error', karena yang pasti kejadian penganiayaan tersebut tidak pernah terjadi dan tidak seheboh yang media sosial kabarkan," katanya.
Kapolres mengungkapkan, santri yang menjadi korban dalam kasus penganiayaan itu memberikan keterangan kepada polisi bukan karena dianiaya seperti yang tersebar kabar di masyarakat.
"Selain memeriksa santri yang mengaku sebagai korban, kita juga sempat memeriksa sejumlah pengurus pesantren lainnya dan saksi kunci," katanya.
Budi menyampaikan, awal munculnya kasus tersebut ketika pihak pesantren menerima informasi dari korban yang memiliki keterbatasan dalam berbicara tentang dirinya menjadi korban pengeroyokan.
Menurut Kapolres, kesalahan penyampaian komunikasi dari korban itu memicu kesalahan dalam penerimaan pesan sehingga terjadi kesalahpahaman.
Baca Juga: Di Depan Ratusan Santri, Jokowi Dibacakan Puisi "Khalifah Kami"
"Kasus yang terjadi di Garut ini tidak ada sangkut pautnya dengan dua kejadian yang menimpa ulama di Bandung, sekali lagi saya tegaskan ini murni human error," katanya.
Terkait informasi yang telah menyebar di media sosial, Kapolres mengatakan sudah meminta pihak terkait untuk menghapusnya sebagai upaya menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Garut.
Kepolisian juga, kata dia, terus menjalin kebersamaan dengan para ulama untuk menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan masyarakat Garut.
Ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial, dan tidak mudah terprovokasi dengan segala informasi yang menyebar di media sosial.
"Media sosial akan menjadi haram ketika digunakan hal yang dapat merugikan dan berujung kemarahan 'netizen', tetapi jika medsos untuk kemaslahatan umat, hal itu menjadi halal atau sah-sah saja," katanya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Futuhat, KH Ahmad Syatibi yang pertama mengunggah postingan dugaan penganiayaan ke media sosial Facebook menyampaikan klarifikasi bahwa yang dilakukannya sebagai imbauan kepada para ulama di seluruh Nusantara untuk waspada.
Berita Terkait
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Aktor Preman Pensiun 'Encuy' Ditemukan Meninggal Dunia, Polisi Selidiki Dugaan Bunuh Diri
-
Kronologi Encuy 'Preman Pensiun' Ditemukan Tewas, Istri Histeris Lihat Suami Tergantung Kain Sarung
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO