Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mendatangkan empat orang yang diamankan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kota Kendari, Sulawesi Tengggara pada Rabu (28/2/2018) kemarin ke gedung KPK pada Kamis (1/3/2018) dini hari. Keempat orang tersebut adalah Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra alias ADP, Calon Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga sebagai ayah Adriatma, Asrun, Direktur PT Sarana Bangun Nusantara, Hasmun Hamzah dan mantan Kepala BPKAD Kota Kendari, Fatmawati Faqih.
Saat tiba di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, sambil dikawal petugas KPK, dengan mengenakan masker, Adriatma berjalan tepat di belakang ayahnya, Asrun. Asrun dan Adriatma dibawa KPK dalam satu mobil.
Saat mau masuk ke dalam gedung KPK, Asrun tak merespon pertanyaan awak media. Sementara, Adriatma terus berjalan di belakang Asrun dan menghindari pertanyaan wartawan.
Kepala daerah yang masih berusia 28 tahun itu terus menunduk saat berjalan mengikuti langkah kaki sang ayah ke dalam kantor KPK.
Tak lama kemudian, seorang lelaki dan perempuan tua berkerudung, turut ditangkap dalam OTT juga tiba di kantor KPK. Keduanya adalah Hasmun Hamzah dan Fatmawati Faqih.
Keduanya menggunakan startegi yang sama, saat para wartawan mengajukan pertanyaan soal sejumlah uang yang ditemukan tim KPK saat OTT dan diduga suap untuk Asrun.
Asrun adalah Wali Kota Kendari selama dua periode, 2007-2012 dan 2012-2017. Asrun berlatar belakang birokrat dan berpasangan dengan Musadar Mappasomba, memenangi dua kali Pilkada Kota Kendari berturut-turut.
Asrun yang merupakan politikus PAN berpasangan dengan kader PDI Perjuangan, Hugua dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra pada Pilkada Serentak 2018. Selain PAN dan PDI Perjuangan, Paslon tersebut didukung dua parpol lainnya.
Sementara, Adriatma adalah putra bungsu dari Asrun. Dia juga mantan anggota DPRD setempat dan menjabat sebagai Sekretaris Umum DPW PAN Sulawesi Tenggara periode 2015-2020.
Baca Juga: KPK Tangkap 7 Orang di Kota Kendari Terkait Pidana Korupsi
ADP meneruskan pangku kekuasaan ayahnya sebagai Wali Kota Kendari periode 2017-2022 setelah memenangi Pilkada Kota Kendari pada Pilkada 2017. Terhitung sejak dilantik 9 Oktober 2017 hingga ditangkap oleh tim KPK, ADP baru mengecap manisnya jabatan Wali Kota Kendari selama 140 hari atau murang lebih empat bulan.
Dinasti politik keluarga Asrun tidak berhenti di situ. Istri Asrun, Sri Yastin adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kota Kendari (2017-sekarang). Dan putra sulung pasangan Asrun-Sri Yastin, Asrizal Pratama Putra adalah Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Kendari sejak 2015 dan Ketua DPD PAN Kota Kendari sejak 2016.
Adik Asrun, Hasria, menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari (2017-sekarang). Adik Asrun lainnya, Askar Mahmud, menjabat sebagai Kepala Bappeda Kota Kendari sejak 2013. Selain itu, paman Asrun, Surunuddin Dangga adalah Bupati Konawe Selatan (2016-2021).
Sebelumnya, dalam OTT di Kendari KPK amankan tujuh orang. Namun, tiga orang lainnya tidak dibawa KPK ke Jakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf