Suara.com - Mayoritas publik menginginkan bakal calon presiden petahana Joko Widodo berpasangan dengan tokoh dari kalangan militer, dalam Pilpres 2019.
Hal itu terekam dalam survei yang dilakukan oleh Political Communication Institute pada tanggal 18-21 Maret 2018.
"Publik menilai sebaiknya Presiden Jokowi memilih cawapres kalangan militer, itu sebesar 31,65 persen," kata Direktur Polcomm Institute, Heri Budianto di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018).
Meski demikian, 17,96 responden menginginkan Jokowi berpasangan dengan sosok dari tokoh partai politik.
Selain itu, sebanyak 16,26 persen responden memilih Jokowi dipasangkan dengan tokoh kalangan profesional.
Sedangkan responden yang berharap sang presiden berpasangan dengan tokoh agama, sebanyak 13,59 persen.
Menurut Heri, alasan masyarakat menginginkan Jokowi berpasangan dengan bakal cawapres dari kalangan militer, karena dianggap lebih tegas. Hal itu dinilai cocok untuk melengkapi karakter Jokowi.
Sementara responden yang menginginkan Jokowi mengambil bakal cawapres dari kalangan partai politik, karena dianggap mampu mengakomodasi kepentingan sejumlah partai koalisi sehingga menghasilkan pemerintahan cenderung stabil.
Hal itu berbeda dengan penilaian responden yang memilih Jokowi berpasangan dari kalangan profesional. Mereka berharap, pemerintahan nantinya tak hanya menguntungkan kelompok politik tertentu.
Baca Juga: Survei: Mayoritas Responden Gamang Mengajukan Prabowo Capres 2019
Responden yang menginginkan Jokowi berpasangan dari tokoh agama, memunyai penilaian bahwa pemerintahan nantinya bakal lebih merepresentasikan umat Islam.
Mereka menilai, paduan Jokowi yang dianggap tokoh nasionalis, cocok berpasangan dengan persona religius sehingga mampu menghasilkan pemerintahan yang seimbang.
"Kalau mengenai presentasi daerah, responden menilai Jokowi sebaiknya mengambil sosok dari luar Pulau Jawa,” terangnya.
Survei melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi. Sedangkan metode yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error 2,83 persen.
"Survei ini dilakukan pada tanggal 18 hingga 21 Maret," kata Heri.
Berita Terkait
-
Survei Polcomm: Elektabilitas Jokowi Masih Ungguli Prabowo
-
Soal Gatot Nurmantyo Daftar Jadi Capres, Gerindra Tidak Kompak
-
AGRA: Sertifikasi Tanah Jokowi Justru Menambah Monopoli Lahan
-
Jokowi: Indonesia Bangga Egy Maulana Dikontrak Lechia Gdansk
-
Jokowi: Silakan KPK Proses Puan Maharani dan Pramono Anung
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Pelajar SMA Bicara soal G30S/PKI: Sejarah yang Penuh Teka-teki dan Propaganda
-
Viral Momen Unik Akad Nikah, Pasangan Ini Justru Asyik Tepuk Sakinah Bareng Penghulu
-
Program 3 Juta Rumah Tancap Gas, Prabowo Hadiri Akad Massal KPR FLPP
-
Dugaan Korupsi Akuisisi Saham PT Saka Energi, Kejagung Telah Periksa 20 Saksi
-
Cuaca Jakarta Hari Ini: Waspada Hujan Deras di Kawasan Pesisir
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Kawasan Grogol Petamburan
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya