News / Nasional
Senin, 26 Maret 2018 | 09:02 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

Sebenarnya, kalau hanya untuk memberikan peringatan kewaspadaan mengenai disintegrasi bangsa serta kebangkrutan pemerintah, Prabowo tak perlu jauh-jauh merujuk novel fiksi dari luar negeri.

Sastrawan Indonesia yang kekinian menjadi Rektor Institut Kesenian Jakarta, Seno Gumira Ajidarma, pernah membuat cerita pendek yang berplot Indonesia telah bubar.

Cerpen itu sendiri dibuat SGA—akronim beken Seno—jauh sebelum novel karya Singer dan Cole itu, yakni tahun 2002. Cerpen itu berjudul “Legenda Wongasu”.

“Suatu ketika kelak, seorang tukang cerita akan menuturkan sebuah legenda, yang terbentuk karena masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, di sebuah negeri yang dahulu pernah ada, dan namanya adalah Indonesia,” begitu kalimat awal cerpen tersebut.

Cerpen Seno berbeda dengan Singer dan Cole, yang fokus menubuatkan keruntuhan Indonesia sebagai imbas konflik global dengan nuansa plot militeristik kental.

Seno lebih menekankan dalam karangannya, Indonesia bubar karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Meski telah bubar dan terpecah-pecah menjadi negeri-negeri kecil, warganya justru berbalik makmur.

“Negeri itu sudah pecah menjadi berpuluh-puluh negara kecil, yang syukurlah semuanya makmur, tetapi mereka masih disatukan oleh bahasa yang sama, yakni Bahasa Indonesia, sebagai warisan masa lalu.”

Selebihnya,  Seno dalam cerpen tersebut mengisahkan seorang dalang tengah mementaskan lakon seorang tokoh bernama Sukab, yang bekerja sebagai pemburu anjing untuk menghidupi istri dan anak-anaknya.

Baca Juga: Sihir dan Perbudakan Modern Buruh Migran di Arab Saudi

Pekerjaan itu dilakukan Sukab karena sempitnya lapangan pekerjaan dan desakan ekonomi. Setiap Sukab memanggul karung ketika berburu anjing, anak-anak mencemoohnya dengan berteriak “wongasu, wongasu” (manusia anjing).

Tuai Sindiran

Prabowo menuai banyak sindiran setelah pernyataan "Indonesia bubar tahun 2030" itu diketahui dikutipnya dari novel fiksi.

Namun, ia menepis semua sindiran itu dengan mengatakan, terdapat istilah “scenario writing” di kalangan akademis luar negeri.

Menurutnya, “scenario writing” berbentuk seperti novel, namun ditulis oleh ahli-ahli intelijen strategis.

"You buka dong. You buka, baca, belum kan?" ujar Prabowo seusai menjadi pembicara kunci dalam acara Wadah Global Gathering di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Load More