Suara.com - Kesatuan Niaga Celuler Indonesia (KNIC) Jawa Barat menggelar unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/4/2018). Ribuan pedagang pulsa ponsel itu menolak kebijakan pemerintah yang membatasi satu nomor induk KTP (NIK) hanya untuk registrasi tiga kartu perdana saja.
Ketua DSP KNCI Jawa Barat Firman Setiawan mengatakan aturan pemerintah terkait pembatasan satu NIK hanya boleh memiliki 3 kartu perdana tidak tepat. Pasalnya, kata dia, hal itu berimbas pada lesunya pengusaha konter pulsa.
"Kami menuntut bukan merevisi tapi ingin mencabut Undang-Undang atau peraturan menteri Kominfo Nomor 14 tahun 2017 yang direvisi menjadi UU Nomor 21 tahun 2017," ujar Firman kepada Suara.com di sela kesibukannya memimpin aksi damai itu.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2017 tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.
Menurutnya, para pedagang konter pulsa itu mayoritas mendapat keuntungan dari hasil penjualan kartu perdana. Ketika pemerintah tiba-tiba membuat kebijakan terkait pembatasan kartu perdana, walhasil konter pulsa akan banyak yang bangkrut lantaran sepinya konsumen.
"Artinya kalau dengan cara membatasi NIK itu sama dengan membunuh usaha kecil," jelasnya.
Firman mengatakan kerugian yang ditanggung para pedagang pulsa di daerah Jawa Barat terbilang cukup tajam. Sejak diberlakukannya Permen Kominfo itu, penjualan kartu perdana merosot drastis. "Sekarang kerugiannya sudah mencapai 70 persen," katanya.
"Kartu perdana banyak yang diblokir dan mati. Nilainya itu cukup besar, sampai ratusan juta bahkan ada yang mencapai Rp 0,5 triliun," tambahnya.
Heri Kurnia, pengusaha pulsa asal Majalengka, yang juga mengikuti aksi itu mengatakan bisnis di sektor jual beli kartu perdana memang sangat dirugikan dengan peraturan itu.
Baca Juga: Kios Selular Takut Bangkrut karena Batasan Registrasi Sim Card
"Tolak pembatasan registrasi satu NIK untuk tiga kartu. Sebetulnya kami menyetujui kalau ada registrasi menurut NIK dan KK tapi kalau dibatasi kami tidak setuju," jelasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Hasbullah mengatakan akan menyampaikan rekomendasi dari para pedagang pulsa itu terkait pembatasan itu.
"Secara prinsip kita sepakat aspirasi akan kita tindak lanjuti. Kedua wujud kepedulian komisi 4, kita akan memanggil operator di Jabar untuk menanyakan dasar hukum pembatasan ini," katanya. (Aminuddin)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak