Suara.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan, menilai generasi milenial belum banyak dilibatkan dalam konsep "Nawacita" pemerintahan Presiden Joko Widodo khususnya di bidang pembangunan.
"Pemuda masih terpinggirkan, terutama dalam konteks pengambilan kebijakan publik, kebijakan negara, sehingga pemuda masih dominan jadi objek pembangunan, belum diketengahkan menjadi subyek pembangungan," kata Ah Maftuchan, di sela-sela diskusi bertema "Generasi Milenial: Posisi, Partisipasi & Kontribusi dalam Agenda Pembangunan ala Nawacita" di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, pada Kamis (12/4/2018).
Padahal, menurut Maftuchan, besarnya populasi generasi milenial bisa dijadikan modal positif bagi Indonesia. Menurutnya, generasi milenial atau biasa disebut generasi Y, bisa menjadi tulang punggung atau aktor utama dalam pembangunan Indonesia di masa depan.
"Kalau melihat situasi saat ini, besarnya generasi milenial tak bisa disepelekan. Jumlah yang besar ini sekitar 80 juta jiwa atau sekitar 34 persen dari populasi kita (Indonesia)," kata Maftuchan.
"Menurut hemat saya, milenial menjadi faktor penting untuk menjadi subyek atau aktor pembangunan," jelasnya.
Lebih lanjut, Maftuchan mengingatkan, apabila bonus demografi ini tak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah, bukan tak mungkin besarnya jumlah generasi milenial justru akan menjadi bumerang untuk cita-cita pembangunan Indonesia sendiri.
"Jika tak bisa diantisipasi, prediksi bonus demografi (ini) malah bisa menjadi hal fatal, apabila generasi milenial tak bisa dijadikan generasi produktif. Di masa tuanya nanti (malah) akan menjadi beban negara," tandasnya.
Berita Terkait
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
Roy Suryo Soal Relawan Jokowi Mau Demo Pakai Celana Dalam: ODGJ, Jogetin Aja!
-
Gerakan Pisahkan Prabowo-Jokowi Terendus, Projo Bongkar Sosok Penggerak di Balik Layar
-
Benarkah Prabowo-Jokowi Sengaja Diadu Domba Demi Gulingkan Gibran dan Menang Pilpres 2029?
-
Rocky Gerung Curiga Motif Jokowi Temui Prabowo karena Gelisah, Berkaitan Nasib Gibran dan Bobby?
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka