Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menanggapi informasi yang menyebut Gerindra belum mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden 2019.
Menurut dia, partai Gerindra baik dari kader daerah maupun pusat sudah sepenuhnya mendorong Prabowo untuk maju melawan Joko Widodo.
"Ini yang perlu kami klarifikasikan, jadi teman-teman masih menganggap bahwa seolah-olah Gerindra belum putus. Perlu kami sampaikan bahwa pada tanggal 11 April kemarin sudah selesai semua, artinya kami sebelum tanggal itu seluruh DPD-DPC seluruh Indonesia mendeklarasikan di beberapa daerah, dan pada tanggal 11 April yang lalau di Hambalang disampaikan secara terbuka," katanya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2018).
Riza memastikan deklarasi tersebut pada intinya meminta Prabowo untuk maju Capres 2019.
"Intinya mendukung dan meminta, memohon kepada bapak Prabowo untuk menjadi Capres 2019-2024," kata Riza.
Lebih lanjut kata Riza, permintaan kader Gerindra tersebut sudah dijawab oleh Prabowo. Dan, Prabowo menyanggupinya.
"Beliau mengatakan 'saya Prabowo Subianto siap menerima tugas, siap menerima amanah untuk maju sebagai Capres 2019-2024 dengan sepenuh tenaga, jiwa dan raga'. Jadi siap dengan sepenuh tenaga, jiwa dan raga," ujarnya.
Karena itu, dia memastikan bahwa tidak ada nama lain lagi yang menggantikan Prabowo. Kata Riza, semuanya sudah diputuskan dan ditentukan.
"Jadi sebenarnya sudah selesai, ini lebih dari sebuah deklarasi. Ini lebih dari sebuah deklarasi, deklarasi itukan seremoni, kalau ini sudah ijab kabul ini, kalau seperti akad nikah, ini udah selesai. Jadi apa yang disampaikan, sudah disambut dengan sepenuh jiwa raga, dan siap sebagai Capres," ujarnya menuturkan.
Baca Juga: Walau SBY Ketemu Wiranto, Posisi Politik Demokrat Belum Pasti
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Gerindra akan mengusung Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo untuk melawan Jokowi pada Pilpres nanti. Prabowo disebut sebagai 'King Maker' yang siap memenangkan Gatot.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO