Suara.com - Usman Ali Musa, Ketua RW 02, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, kaget didatangi anggota polisi Jumat (4/5/2018) malam di kediamannya. Rupanya, Usman diajak untuk melihat tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan LR, salah seorang warganya.
"Saya tahunya setelah Jumat malam itu saat polisi datang ke sini mau lihat TKP-nya. Kaget juga saya malam itu," kata Usman di rumahnya, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (6/5/2018).
Usman kemudian diajak masuk ke rumah berwarna abu-abu yang berada di Jalan Alaydrus Nomor 69, Petojo Utara. Di rumah itulah, ST membunuh LR.
"Polisi langsung masuk ke sana. Kita nggak tahu ada orangnya apa tidak. Menurut polisi , pelakunya juga ngaku kalau kejadian di rumah itu. Dia (pelaku) kasihkan kunci rumahnya," tutur Usman.
Saat Usman dan polisi masuk ke rumah berlantai dua tersebut, sudah ada Hartono, ayah korban, dan kakak korban bernama Boni. Menurut Usman, sebelum diberitahu polisi, ayah korban tidak tahu bahwa anak perempuannya dihabisi di rumahnya sendiri.
"Mereka kita kasih tahu ini ada polisi dan saya dari RW. Kita kasih tahu ada kejadian begini. Dia langsung tanya, apa anak saya sudah mati? Cuma kita jawab, belum tahu pak. Kita masih mau olah TKP dulu. Kalau menurut pembicaraan, bapaknya nggak tahu," ungkap Usman.
Berdasarkan keterangan Hartono, korban keluar rumah sejak hari Rabu pagi (2/5/2018), dan belum pulang hingga ada polisi yang mendatangi rumahnya.
"Dia bilang sudah tiga hari ini anak perempuannya nggak pulang. Hari Rabu pagi mobil masih ada. Malam setelah dia keluar, nggak pulang lagi," ujar Usman menirukan keterangan Hartono.
Usman mengaku heran dengan keterangan Hartono. Pasalnya, dari keterangan pelaku pada polisi, dia mengeksekusi korban pada Kamis siang (3/5/2018) di rumah tersbut. Sementara menurut Hartono, korban belum pulang hingga Jumat malam (4/5/2018).
"Tapi bapaknya itu nggak setiap hari ada di situ. Setahu saya yang tinggal disitu, si perempuan itu. Abangnya juga nggak selalu ada. Mungkin saat kejadian, mereka juga nggak ada di rumah itu," ujar Usman.
Lebih lanjut, polisi kemudian masuk ke kamar korban yang berada di lantai dua. Di kamar itu, Usman melihat ada bercak darah berceceran di tempat tidur.
"Ada bercak darah di kasur. Ada juga sarung tangan di depan kamar. Kan cuma ngecek doang, belum olah TKP, jadi belum ketahuan semuanya apa saja yang ada di situ," kata Usman.
Setelah memeriksa kondisi kamar, polisi kemudian memasang garis polisi di tangga menuju lantai dua sebelum akhirnya meninggalkan TKP.
"Ada garis polisi. Di tangga mau ke lantai dua sampai depan kamar korban," kata Usman.
Sebelumnya, Kapolsek Tambora Komisaris Iver Son mengatakan, kejadian terungkap saat salah seorang teman pelaku, AZ melaporkan menemukan sesosok mayat di dalam sebuah mobil di daerah Tambora.
Berita Terkait
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih