Suara.com - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin memastikan, tidak akan ada lagi pungutan liar yang dilakukan oleh anggota kepolisian terhadap sopir-sopir truk yang melintas di Jembatan Timbang.
"Enggak ada lagi korek-korek. Kalau itu ketangkap sama Propam, kita pecat," ujar Syafruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (8/2/2018).
Syafruddin menjelaskan, terkait keluhan yang dialami sopir angkot maupun truk terkait adanya pungli, masyarakat diminta untuk tidak langsung menuduh pihak kepolisian yang melakukan pungutan liar di jalan.
"Polisi zaman dulu, 20 tahun yang lalu dengan polisi zaman sekarang, itu beda. Itu remunerasinya polisi sudah cukup banyak, cukup besar," kata Syafruddin.
"Mereka juga jijiklah mau pungli-pungli yang Rp 5.000, Rp 10.000 sekarang. Remunerasi besar sekarang, polisi itu. Lebih dari gajinya," tambahnya.
Meski begitu, Syafruddin mengatakan, kalau pun ada pungli yang dilakukan oknum kepolisian hanya satu, dua orang. Syafruddin bisa memastikan bahwa anggotanya tersebut gila.
"Kalau toh ada satu, dua oknum yang gila, kita akan pecat. Yang dikeluhkan itu premanisme di jalan itu. Bukan aparat formil," kata dia.
Lebih jauh Syafruddin mengatakan, polisi yang terbukti menerima pungli akan diberhentikan secara tidak hormat.
Kemudian ia mengajak masyarakat untuk melaporkan pungli yang dilakukan oknum aparat kepolisian. Laporan dengan bukti yang akurat dan benar pasti akan diproses.
Baca Juga: Jokowi Terkejut Sopir Truk Masih Banyak Diperas Pungli dan Preman
"Langsung ke saya (lapor), saya kasih nomor telepon. Langsung ke Wakapolri. Tapi harus benar. Kalau (laporan) nggak benar kita proses juga dia. Kalau mau nyari-nyari kesalahan," katanya.
"Para media silakan videokan para polisi yang ada di jalan. Ini perintah saya. Ya. Saya langsung pecat. Begitu ada videonya benar (polisi lakukan pungli), kita pecat hari itu juga," Syafruddin menambahkan.
Polisi yang meminta uang di jalan, kata Syafruddin pasti akan ditindak tegas. Sebab, mereka sudah mendapat biaya operasional yang besar.
"Karena kenapa? Sudah cukup negara memberikan (uang operasional) kepada mereka. Tidak kurang lagi sekarang. Biaya operasionalnya besar sekali," katanya.
Berita Terkait
-
5 Fakta Warung Epy Kusnandar Dipalak Preman, Aksi Terekam CCTV hingga Polisi Turun Tangan
-
Warung Milik Epy Kusnandar Preman Pensiun Dipalak! Polisi Buru Pelaku
-
Profil Ahmad Dofiri, Wakapolri yang Dilantik Jadi Penasihat Khusus Presiden
-
Giliran Wakapolri Sambangi Istana Siang Ini, Ngaku Cuma Mau Rapat
-
Eks Wakapolri Ahmad Dofiri Datangi Istana di Tengah Santer Isu Reshuffle Kabinet
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
Tiba-tiba Disorot Media Asing: IKN Terancam Jadi 'Kota Hantu' di Tengah Anggaran Seret
-
Minta Pemerintah Bikin Badan Pendidikan Madrasah, PGMNI: Kemenag Biar Urus Agama Saja
-
Direktur Mecimapro Ditahan, Ini Kronologi Kasus Penipuan Konser TWICE Puluhan Miliar
-
Air di Jakarta Mati Sementara di 53 Kelurahan, Pramono Minta PAM Jaya Gerak Cepat: Jangan Lama-Lama!
-
Plot Twist Senayan, Alasan MKD Putuskan Keponakan Prabowo Tetap Jadi Anggota DPR
-
Pengunduran Diri Ditolak, MKD Putuskan Keponakan Prabowo Rahayu Saraswati Tetap Jadi Anggota DPR
-
Skandal Impor Pakaian Bekas Ilegal: Malaysia dan China 'Hilang' dari Catatan Pemerintah, Kok Bisa?
-
MKD Akhirnya 'Spill' Hasil Rapat Awal, Putuskan Sahroni hingga Nafa Urbach Lanjut Proses Sidang
-
Tuntut Kenaikan Upah, KSPI Ancam Gelar Mogok Nasional Libatkan 5 Juta Buruh
-
Tewas Ditembak Usai Rusak Pos Polisi, Pria di OKU Diduga Bukan ODGJ: Fakta Sebenarnya?