Suara.com - Mengantisipasi terjadinya teror paska serangan bom di Surabaya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menginstruksikan pada jajaran mulai dari RT, RW, Lurah dan Camat untuk mengaktifkan kembali kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).
Selain itu, untuk antispasi dini pula, para pemangku wilayah dan warga untuk mencatat dan melaporkan jika ada warga asing atau penduduk yang tak dikenal.
"Untuk langkah antisipasi, pemilik wilayah atau teritorial, mulai Camat, Lurah untuk mengaktifkan kembali giat warga, ada pos ronda, ada siskamling," kata Hendrar Prihadi, Selasa (15/5/2018).
Sementara, di RT 1/ RW 1 Kelurahan Pakintelan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, instruksi wali kota Semarang dijawab warga dengan memiliki Poskamling sebagai giat warga untuk mengantisipasi teror.
Uniknya, pos kamling di Pakintelan bisa dibilang mewah dan memadai. Berdiri di lahan seluas 150 meterpersegi memiliki fasilitas lengkap seperti lampu rotator, rompi sekuriti, mantel, borgol, pentungan, sepatu boot, televisi, sound system, dispenser, kelengkapan administrasi dan sarana pendukung lainnya.
"Itu semua demi kenyamanan dan keamanan warga dan lingkungan. Kami berada di ujung kota Semarang dengan kontur bukit, hutan, dan jauh dari keramaian jadi pos kamling dihidupkan sedemikian rupa agar warga yang piket betah," terang Nur Patoni, salah satu warga kepada Suara.com, Selasa (15/5/2018).
Lebih detail lagi, di pos kamling ini ada panduan sinyal bahaya ketukan kentongan untuk berbagai kejadian. Misalnya pembunuhan dipukul satu-satu, perampokan dipukul dua-dua, pencurian dipukul lima-lima dan seterusnya.
"Ini sarana komunikasi kami, semua warga sudah paham kode itu. Makanya kami hidupkan sistem pos kamling ini, efeknya sampai saat ini tak ada kasus kemalingaan, kejahatan sampai aksi di Pakintelan," ujarnya.
Setiap hari, kata Nur Patoni, petugas jaga mulai pukul 21.00 hingga 03.00 WIB, cukup banyak. Tiap malam kampungnya dijaga tujuh petugas ronda.
Baca Juga: Mendikbud Bantah Anak Pelaku Bom Surabaya Anti Pelajaran Agama
Nur Patoni berharap dengan adanya pos kamling ini, tak hanya berfungsi sebagai tempat berjaga keamanan lingkungan saja. Lebih dari itu, untuk tukar kawruh, komunikasi, dan ajang silaturahim. Sehingga keguyuban warga tak mudah goyah oleh paham radikal. (Adam Iyasa)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan
-
Pengacara Nadiem: Tak Ada Pertanyaan Kerugian Negara di BAP, Penetapan Tersangka Cacat Hukum