Suara.com - Potret presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto tengah beredar viral di media sosial. Lantaran berada di sebuah kereta komuter Jabodetabek. Saat dijumpai Suara.com Koeswali Somadihardja membenarkan "tuduhan" itu, "Banyak orang yang bilang saya mirip Soeharto."
Kejadian potret dirinya menjadi viral diketahui dari salah satu keponakannya. "Saat akan bangun untuk sahur, ponakan kirim pesan via whatsapp bahwa foto saya viral," kisah lelaki yang bermukim di Perumahan Permata Pamulang, Blok I9 No.2, Setu, Tangerang Selatan, Sabtu (2/6/2018).
Ia merasa bingung, karena siang harinya banyak awak media mendatangi kediamannya. Ini berbeda dengan respon dari anak serta cucunya.
"Mereka sangat senang," ujar Koeswali. "Katanya ini berkah Ramadan."
Yang membuat ia kaget, karena terakhir kali naik kereta komuter pada tahun 2011, atau nyaris tujuh tahun berselang dirinya tidak pernah menggunakan moda transportasi itu.
"Tepatnya dari stasiun Palmerah menuju Stasiun Serpong. Saat itu kereta penuh. Saya berdiri di dalam kereta," kenangnya.
Namun, pengalaman bahwa ia disebut-sebut mirip Soeharto bukanlah yang pertama kali. Kepada Suara.com, lelaki kelahiran Cirebon dan dahulu bekerja di PT. Merck, sebuah perusahan farmasi dari Jerman ini memiliki banyak kisah.
Saat menjabat sebagai Area Manager Jabodetabek tahun 1993 hingga pensiun tahun 2004, anak buahnya selalu berceletuk jika dirinya mirip dengan Soeharto, lantaran gaya memimpin.
"Selesai rapat, mereka selalu bercanda seperti itu. Katanya saya suka marah dalam rapat," kenang lelaki bertanggal lahir 16 Desember 1948 ini. "Memang kalau sedang rapat saya agak tegas dan keras."
Baca Juga: Kapten Voli Putra: Kami Butuh Kompetisi Setara Internasional
Kemudian, saat ditempatkan kantornya di berbagai kota seperti Padang dan Semarang, tak jarang orang-orang di kantor menyapanya dengan sebutan Pak Harto.
"Bahkan tidak jarang, mereka selalu menjawab, "Siap Pak Harto!" bila menerima tugas dari saya," kata Koeswali disambung tawa.
Tidak sampai di situ saja, Koeswali juga memiliki cerita unik saat menghadiri khitanan keponakannya di Bogor tahun 1997. Di sana, banyak orang menoleh ke arah Koeswali sembari bisik-bisik dan tertawa.
"Saya lihat para tamu undangan, apalagi ibu-ibu itu bisik-bisik, "Wah Pak Harto, itu Pak Harto," lanjut Koeswali.
Peristiwa tak kalah menghebohkan juga pernah terjadi, saat Koeswali hendak mengisi bensin tak jauh dari rumahnya. Saat membuka jendela mobil, spontan petugas berteriak bila ia adalah Pak Harto. Akibatnya, pembeli lain pun seketika menoleh ingin tahu.
Itu belum seberapa. Koeswali masih memiliki banyak stok cerita Pak Harto ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi