Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan aksi Densus Antiteror 88 Polisian Indonesia yang merangsek ke dalam kampus Universitas Riau dan menangkap tiga terduga teroris. Dari penggrebekan itu disita 4 buah bom rakitan berdaya ledak tinggi.
Dalam pernyataannya di Twitter, Fahri menyatakan jika pemerintahan Presiden Joko Widodo telah melakukan kesalahan dengan membiarkan Densus 88 merangsek ke dalam kampus dan melakukan penangkapan. Menurut Fahri, itu sama dengan merepresi dunia akademik.
"Ini sebenarnya soal Diameter ukuran otak pemerintahan dan presidennya. Tidak lebih. Presiden @Jokowi tidak punya kemampuan memahami kompleksitas Indonesia. Itu masalahnya. Dan otak mini sekarang jadi wabah. Menjalar ke mana-mana. #SaveKampus #SaveUNRI," kicau Fahri.
Fahri mengatakan jika terus dibiarkan aksi Densus bebas masuk kampus dan melakukan penangkapan, kemungkinan tidak ada kampus yang mau menerima Jokowi. Sebab Fahri menilai pemerintahan Jokowi tengah merusak kebebasan di kampus.
Fahri menambahkan ada 3 tempat yang di antaranya harus bebas dari kepolisian membawa senjata. Bahkan mahasiswa atau pun dosen dilarang membawa senjata.
"Apakah ada teroris bersenjata dalam kampus? Kenapa tidak kirim intel? Kenapa tidak ditangkap di luar kampus? Apakah mereka bikin markas teroris di kantor menwa? Kenapa senang menampakkan pasukan bersenjata dan laras panjang masuk kampus? Ini Polri atau kompeni? #SaveKampus," sindir Fahri.
"Apa kata dunia? Kalau kampus dianggap sebagai sarang teroris bersenjata maka berakhirlah Indonesia ini. Tamat! Bapak tamat pak @jokowi !! Pasar dunia akan bereaksi bahwa ternyata Indonesia sama saja dengan Afrika. Teroris bersenjata di mana-mana. #SaveKampus," kicau Fahri lagi.
Detasemen Khusus 88 Antiteror menyita empat unit bom rakitan berdaya ledak tinggi dari hasil penggerebekan di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Riau, Kamis sore. Dari penggerebekan itu disita 4 buah bom rakitan berdaya ledak tinggi untuk membom Gedung DPR.
Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Nandang menyebutkan keempat bom tersebut memiliki daya ledak tinggi, setara dengan bom yang meledak di sejumlah titik di Kota Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Selain empat bom rakitan, dia mengatakan bahwa polisi juga turut menyita sejumlah bahan peledak lainnya. Bahan-bahan peledak tersebut sangat sensitif.
Bahan peledak dan bom itu, kata dia, sengaja dirakit oleh tiga terduga teroris masing-masing berinisial Z, B, dan K. Ketiganya merupakan alumni perguruan tinggi negeri tersebut masing-masing angkatan 2002, 2004, dan 2005. Saat ini, katanya lagi, keempat bom tersebut telah dijinakkan oleh tim Gegana Brigade Mobil Polda Riau.
Polda Riau sebelumnya telah mengonfirmasi penangkapan tiga terduga teroris dari penggerebekan yang dilakukan Gedung Gelanggang Mahasiswa, Universitas Riau, Sabtu siang.
Dari penggerebekan yang melibatkan personel bersenjata lengkap serta turut menurunkan mobil baracuda dan gegana itu, polisi turut menyita sejumlah barang bukti. Selain bom yang rencananya akan diledakkan di beberapa titik, turut disita senapan angin, busur panah dua buah berikut delapan anak panahnya.
Ketiga terdga teroris itu sengaja menumpang tidur di mes Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Sakai, dan merakit bom di dalam mes kampus itu. Terduga mengaku bom tersebut akan diledakan di Gedung DPR RI dan DPRD Riau.
Namun, Kapolda belum bisa mengatakan apakah rencana itu ada kaitannya dengan pengesahaan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.
Berita Terkait
-
Sebelum Menangkap 3 Teroris, Densus 88 Pantau Kampus UNRI 2 Pekan
-
Densus 88 Gerebek UNRI, Fahri Hamzah: Ini Perang dengan Mahasiswa
-
Densus Sita 4 Bom Berdaya Ledak Tinggi untuk Hancurkan Gedung DPR
-
Mau Ledakkan Gedung DPR, Densus 88 Tangkap 3 Teroris dan Sita Bom
-
Densus 88 Geledah Kampus Unri, Rektor Gelar Rapat Mendadak
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah