Suara.com - Hari raya Idul Fitri atau Lebaran biasa menjadi momentum sebagian besar warga di Indonesia untuk berkumpul di kampung halaman. Mudik, saat Lebaran sudah menjadi rutinitas, bahkan budaya di Nusantara.
Ribuan orang berbondong-bondong pulang kampung setiap musim Lebaran tiba.
Tak hanya di dalam negeri, budaya mudik juga berlaku bagi warga Indonesia yang ada di luar negeri. Bertemu keluarga di kampung halaman saat Lebaran adalah sebuah kebahagiaan tak tertukar.
Namun hal ini tak berlaku bagi Asdari (52). Bersama istri, Sarni (35) dan ketujuh anak mereka yang masih kecil. Selama 10 tahun, perantauan asal Bandar Lampung itu tinggal dan bekerja di Cikeusal, Serang, Banten.
Selama itu pula, Asdari dan keluarganya hanya bisa melihat ribuan orang hilir mudik saat mendekati Lebaran tiba.
Untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman, Asdari mengajak sang istri dan anak-anaknya ke Pelabuhan Merak, Banten. Bukan untuk menyeberang dan pulang kampung, namun untuk melihat ramainya kapal besar yang bersandar di pelabuhan.
"Sengaja saya ajak ke sini, karena anak-anak pengen lihat kapal besar. Sekalian buat obat kangen mudik," ujar Asdari sembari menggendong anak bungsunya yang berumur 3 tahun.
Untuk sampai ke Pelabuhan Merak, bukanlah hal mudah bagi pria yang berprofesi sebagai buruh serabutan ini. Ia harus berjalan dua kilometer dari rumahnya menuju stasiun kereta di Serang Timur.
Perjalanan menggunakan kereta menjadi pilihan agar Asdari bisa menghemat serta bisa mengajak keluarganya ke Pelabuhan Merak yang berjarak 35 kilometer dengan harga Rp 3.000 per orang.
"Jalan dulu dari rumah, kalau buat naik angkot gak cukup nanti buat beli tiket," kata Asdari.
Sesampainya di Pelabuhan Merak, momen menyaksikan hilir mudiknya penumpang kapal ferry tidak disia-siakan oleh keluarga ini. Anak-anak Asdari tampak antusias melihat keriuhan pemudik di pelabuhan.
Demi bisa sampai di pelabuhan, Asdari mengaku sudah tiba sejak pukul 08.00 WIB. Mereka berencana menghabiskan waktu seharian di pelabuhan hingga pulang ke rumah sekitar pukul 16.00 WIB.
"Tanggung lah, pulang sore saja. Lagian anak-anak masih pengen disini," imbuh Asdari. (Anggy Muda)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
PPP 'Main Cantik': Tegas Dukung Pemerintahan Prabowo, tapi Ogah Didikte Jokowi soal Pilpres 2029
-
Aturan Main Tak Biasa di Muktamar X PPP: Institusi Haram Intervensi, tapi Petinggi Boleh Jadi Timses
-
Bukan Langsung Pilih, Ini 4 Tahap Rapat yang Harus Dilewati Calon Ketum PPP di Muktamar X
-
127 Hektar Lahan Jagung Dipanen, Begini Strategi Polda Riau
-
GKR Hemas Pastikan Program Ketahanan Pangan Berdampak Nyata untuk Rakyat
-
Korban Keracunan MBG Tembus 5.000, DPR Bongkar Dugaan Kelalaian Dapur: Sejak Awal Sudah Disampaikan
-
5 Fakta di Balik Rencana Shell Jual Ratusan SPBU di Indonesia
-
Hanyut 15 Km usai Loncat dari Jembatan Badami Karawang, Mayat Fadli Tersangkut Eceng Gondok
-
PBB Beberkan Data Mengerikan Serangan Israel, Tiap 8 Menit Jatuhkan Satu Bom di Gaza
-
Pidato Benjamin Netanyahu di PBB Disiarkan Pakai 'Toa' di Gaza, Warga Malah Tak Dengar Apa-apa