Suara.com - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menanggapi maraknya Juru Parkir (Jukir) nakal. Jukir nakal itu biasa melakukan aksinya saat musim liburan maupun momentum Lebaran. Hal ini berlangsung setiap tahun.
Imanudin Azis selaku Kepala Bidang Parkir Dinas Pehubungan Kota Yogyakarta mengatakan ada 21 Juru Parkir (Jukir) nakal yang ditangkap saat melakukan razia. Dari 21 Jukir 17 di antaranya tidak mengantongi izin dari Dinas Pehubungan Kota Jogjakarta. Jumat (22/6/2018) berkas pelaku akan diserahkan ke Satpol PP untuk bisa segera dibawa ke Kejaksaan.
"Dari 21 itu hanya 4 yang resmi sebanyak 17 yang liar," kata Azis saat ditemui di Kantornya, Jumat siang.
Azis menjelaskan pola yang digunakan Juru Parkir nakal itu bermacam-macam, seperti menaikkan harga tarif, parkir bukan pada tempatnya, memanfaatkan lahan kosong saat waktu Jukir resmi istirahat. Sampai pada membuat karcis parkir sendiri.
"Polanya tiap tahun seperti itu, yang baru itu manakala Jukir resmi off baru pelaku manfaatkan lahan, " tutur Azis.
Tarif yang dibandrol pelaku dalam melakukan aksinya cukup besar sepeda motor ditarif Rp 5.000, mobil Rp 15.000 adapun untuk bus bisa mencapai Rp 60.000 sekali parkir. Padahal Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2012 dan Perda Nomor 4 tahun 2012 manyatakan untuk tarif sepeda motor hanya Rp 1000, Mobil Rp. 2000 dan Bus Rp 15.000.
"Tarif dari pelaku itu untuk motor 5000 Mobil 15.000 Bus 60.000," terang Azis.
Melihat maraknya Juru Parkir liar, Azis akan mengambil tindakan tegas. Pihaknya akan memberikan efek jera agar tindakan pelaku tidak terulang kembali.
"Mereka belum jera, Kita berharap ada efek jera untuk pelaku sebab ini sudah merusak kenyaman masyarakat, " kata Azis
Aziz mengatakan sejauh ini dinilai tidak ada tanda-tanda teroganisir. Aksi pelaku dilakukan murni secara individu.
"Nggak teroganisir yang kita sasar beda tempat. Tidak satu wilayah satu koordinator, "kata Azis.
Tidak hanya itu praktek kejahatan Juru Parkir juga dilakukan dengan cara mencetak karcis parkir yang ilegal. Hal ini bisa dilihat dari tanda karcis yang tidak tercantum lambang Pemerintah serta tidak ada stempel resmi Dinas Perhubungan.
"Itu Karcisnya mereka cetak sendiri," kata Azis sembari menunjukan karcis ilegal yang didapat dari pelaku.
Setelah melakukan introgasi kepada pelaku, Azis menuturkan sejauh ini motif pelaku adalah karena faktor ekonomi atau kesejateraan.
"Situasi liburan mereka manfaatkan dengan alasannya kesejahteraan," kata Azis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang