Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan angka kemiskinan di Indonesia setiap tahunnya terus menurun. Namun tidak signifikan. Ia menyebut pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk menekan angka kemiskinan.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ke-XI di ICE BSD, Banten, Jumat (6/7/2018).
"Kita masih memilki PR besar, yaitu angka kemiskinan. Meskipun dari tahun ke tahun bisa kita turunkan, tapi dalam posisi yang masih tinggi," ujar Jokowi saat menyampaikan kata sambutan.
Berdasarkan data yang diperoleh Jokowi, angka kemiskinan pada tahun 2015 lalu sebesar 11,13 persen dari jumlah penduduk Jakarta. Pada tahun 2016 menurutn sedikit, yakni 10,7 persen. Sedangkan pada tahun 2017 sebesar 10,12 persen.
"Kami harapkan tahun ini akan satu digit, angka kemiskinan kita. Tapi tidak besar, kalau satu digit 9 koma itu kan masih gede. Kita semuanya ingin angka kemiskinan ini nol, tidak ada kemiskinan," kata Jokowi.
Selain itu, Kepala Negara menyebut jumlah pengangguran di Indonesia juga turun. Data tahun 2015 sebesar 7,56 juta orang. Sedangkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2018 sebanyak 6,87 juta orang.
"Ini masih pekerjaan kita bersama. Oleh sebab itu saya mengajak semaunya, ini kunci untuk ekonomi itu hanya dua investasi dan ekspor. Investasi itu akan datang kalau kita melayani dengan baik investor, kecepatan perizinan kita," jelas Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional