Suara.com - Analis Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, menanggapi aksi politikus Indonesia yang kerap gampang berpindah partai politik atau menjadi “kutu loncat”.
Fenomena itu menurutnya sangat memprihatinkan, karena mencerminkan rendahnya kualitas moral politikus Indonesia kekinian.
"Sangat memprihatinkan fenomena kutu loncat itu, sebab hal itu menunjukkan kualitas moralitas politikus yang rendah," kata Syamsuddin di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Selain itu, Syamsuddin juga menilai fenomena kutu loncat yang marak terjadi menggambarkan pragmatisme partai politik. Parpol, kata dia, tidak menempatkan etiket di atas segalanya.
"Ini juga menunjukkan pragmatisme politik yang luar biasa, sehingga seolah-olah kapan saja seorang politikus bisa pindah-pindah partai politik. Padahal tidak patut dan tidak etis dilakukan oleh politikus kita," kata Syamsuddin.
Dia menilai, perbuatan dari politikus tersebut sudah masuk dalam tahap yang sudah tidak patut. Fenomena tersebut dinilainya menghilangkan komitmen ideologis.
"Secara kepatutan ya tidak patut. Kan menjadi tidak jelas, apa komitmen ideologisnya," katanya.
Lebih prihatin lagi, menurut Syamsuddin kala, pindah partai tersebut dikarenakan adanya transaksi uang.
Pasalnya, ada dugaan untuk memindahkan seorang politikus dari partai lamanya menggunakan uang partai baru.
Baca Juga: Hendra / Ahsan ke Perempat Final, Setelah Taklukkan Inggris
"Ini lebih gila lagi, kalau itu betul ya, kalau isu bahwa caleg-caleg itu pindah parpol dengan nilai transfer dalam miliaran rupiah itu, bagi saya sudah gilalah," kata Syamsuddin.
Dia mengatakan dampak dari kejadian tersebut sangat berbahaya bagi politikus itu sendiri dan partai politik. Dia menilai jika politikus tersebut terpilih, maka tanggung jawabnya tidak ada.
"Dampaknya, parpol itu tidak lebih dari sebagai EO (event organizer) ini kan suatu sedback, suatu langkah mundur," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Kementerian BUMN Dihapus, Diganti Lembaga Baru Setingkat Menteri?
-
Belum Periksa RK usai 200 Hari Rumah Digeledah, KPK Pilih Fokus Korek Ucapan Lisa Mariana, Mengapa?
-
KPK Ancam TPPU Korupsi Haji: Aset Haram Jadi Incaran!
-
2 Rumah Digeledah KPK Terkait Kasus Korupsi, Nasib Gubernur Kalbar Ria Norsan di Ujung Tanduk?
-
Menpar Widiyanti Tegaskan Isu Mandi Air Galon Hoaks: Itu Hanya Karangan
-
MBG Jalan Terus Meski Ribuan Anak Keracunan, Bivitri Susanti Murka: Keras Kepala Betul Macam Batu!
-
Wajah Dilumuri Tanah, Kisah Ahmad Sahroni Lolos dari Amukan Massa Saat Penjarahan
-
PPP Sulteng Kompak Dukung Agus Suparmanto Jadi Caketum di Muktamar 2025
-
Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
-
Dicap Ikut Bertanggung Jawab, Reaksi KPK usai Nama Ahok Disebut Tersangka Kasus LNG Pertamina