Suara.com - Ketua DPP Partai Golkar Eka Sastra mengklaim partainya tidak pernah membebani Joko Widodo terkait bakal calon wakil presiden yang akan dipilih mendampingi dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
"Golkar tidak pernah berpikir sosok cawapres dan tidak pernah membebani Jokowo siapa yang akan dipilih. Kami ingin perkuat koalisi hadapi Pilpres 2019," kata Eka Sastra dalam diskusi bertajuk "Mencari Pendamping Jokowi: Visi Ekonomi Cawapres 2019" di Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Dia mengatakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar telah memutuskan mendukung Jokowi sebagai capres periode 2019-2024 dan kalau diminta akan mengajukan nama cawapres.
Namun menurut dia, cawapres Jokowi harus memperkuat industri agar fundamental ekonomi tetap aman ditengah tekanan global.
"Empat isu yang menjadi fokus Golkar adalah stabilitas pangan, ketersediaan lapangan kerja, perumahan, dan industri 4.0 karena sejalan dengan generasi milenial dan perubahan struktur produksi serta konsumsi," ujarnya.
Eka mengatakan, dalam kontestasi Pilpres, tiap-tiap poros kekuatan seharusnya mengeluarkan gagasannya apakah pro-pasar bebas atau perlu adanya intervensi negara dalam mengatasi persoalan ekonomi.
Menurut dia, perdebatan capres-cawapres terkait agama dan suku perlu ditinggalkan dan seharusnya sudah mulai menjabarkan apa yang akan dilakukan ketika memenangkan kontestasi Pilpres 2019.
"Apakah akan meningkatkan subsidi bagi rakyat atau menguatkan peran negara. Kami menilai cawapres harus paham revolusi industri 4.0 karena selama ini masih menggunakan sistem konvensional, padahal saat ini sudah berubah yang menggunakan sistem digital," tuturnya.
Anggota Komisi VI DPR RI itu menilai masalah utama Indonesia saat ini adalah memperkuat ekonomi domestik ditengah tekanan ekonomi global yaitu dengan penguatan fundamental ekonomi.
Baca Juga: Ketua MUI Ma'ruf Amin: Saya Siap Jadi Cawapres Jokowi
Dia menjelaskan semua negara telah menjalankan transformasi struktural dari sektor pertanian, industri lalu ke sektor jasa, namun Indonesia belum menjalankan itu dengan baik.
"Seharusnya tenaga kerja di bidang pertanian dengan penggunaan teknologi akan masuk industri padat karya terkait pertanian," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah