Suara.com - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai gugatan Partai Perindo mengenai masa jabatan wakil presiden ke Mahkamah Konstitusi (MK) di mana Wapres Jusuf Kalla sebagai pihak terkait dalam gugatan itu, dijadikan alasan oleh Presiden Joko Widodo untuk menunda mengumumkan cawapres.
Ray menduga Jokowi sudah memegang nama cawapres yang akan mendampingi dirinya pada Pilpres 2019. Namun ia belum memutuskan untuk mengumumkan ke publik. Sehingga dicari berbagai alasan untuk penundaan pengumuman tersebut.
"Dugaan saya Pak Jokowi sudah punya (cawapres) dan tidak merujuk pada Pak Jusuf Kalla. Tetapi kebetulan lagi ada yang mengajukan gugatan judicial review itu, nah ini dipakai Pak Jokowi untuk menunda-nunda siapa nama wakil presidennya," tutur Ray di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (2/8/ 2018).
Dengan demikian, kata dia, masyarakat akan menilai penundaan yang dilakukan Jokowi untuk mengumumkan cawapres cukup rasional dan seolah-olah Jokowi masih ingin berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Padahal, cukup berat bagi Jusuf Kalla bisa kembali maju sebagai cawapres, sekalipun gugatan di MK dikabulkan.
"Kalau menurut saya sih sudah berat (JK jadi cawapres). Dugaan saya koalisi juga agak berat menerimanya," kata Ray.
"Faktanya kan Golkar juga tidak terlalu happy dengan adanya gugatan itu. Bahkan mereka mengatakan menolak memperpanjang masa jabatan wakil presiden itu," Ray menambahkan.
Berita Terkait
-
Jokowi: Kuasai Pasar Otomotif Dalam Negeri, Tingkatkan Ekspor
-
Pengamat: Demokrasi Hancur Apabila Gugatan Perindo di MK Terkabul
-
Malam Ini, Santri Jakarta Doakan Jokowi Jadi Presiden Lagi
-
Belum Sebulan, Pendaftar Istana Bogor Open Capai 5.831 Orang
-
Jelang Pilpres 2019, Dukungan Jenderal Purnawirawan TNI Terbelah
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan