Suara.com - Kemeja putih lengan panjang yang dipakai Joko Widodo (Jokowi) saat mendaftar sebagai capres bersama Maruf Amin ke KPU menjadi sorotan. Kemeja putih tersebut berslogan “Bersih, Merakyat, dan Kerja Nyata”.
Sekretaris Kabinet yang juga politikus PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan Jokowi memilih sendiri baju tersebut. Desain dan penempatan kata-kata, kata Pramono, dari Jokowi.
"Beliau sendiri (yang pilih), termasuk pilihan diksi untuk Koalisi Indonesia Kerja," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).
Pramono menjelaskan, ada tiga desain yang akan dipakai Jokowi saat kamapanye. Semuanya adalah kemeja putih lengan panjang. Adapun yang membedakannya adalah desan, sedangkan tulisan hampir sama.
"Ada tiga baju yang beliau pake, dan ini sepenuhnya beliau memilih yah. Presiden yang menginginkan kostum seperti itu, warna putih," kata Pramono.
Meski demikian, bakal cawapres Maruf Amin tidak diharuskan memakai kemeja putih yang sama.
Tetapi, Ketua MUI itu akan menggunakan pin dengan tulisan Bersih, Merakyat, dan Kerja Nyata.
"Kan pak Kiyai pake PIN-nya," kata dia.
Lebih jauh Pramono mengatakan, petinggi sembilan partai koalisi dan tim pemenangan Jokowi - Maruf Amin juga akan memakai dan mempopulerkan kemeja tersebut.
Baca Juga: Jokowi Masih Mampu Atasi Gempa Lombok, Belum Butuh Bantuan Asing
"Tapi sebentar lagi semuanya akan make itu. Itu baju yang dipakai presiden (pertama), tapi kalau dipake capres cawapres biasanya ditiru oleh semuanya," jelas Pramono.
Untuk diketahui, Jokowi mempopulerkan baju kotak-kotak saat mengikuti kontestasi di Pilkada 2012. Saat itu, pasangan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menang.
Saat maju di Pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla, Jokowi kembali mengenakan pakaian kemeja kotak-kotak ciri khasnya. Setelah terpilih, Jokowi - JK beserta menteri di kabinet kerja mulai memakai kemeja putih polos.
"Semuanya pasti akan niru. Ini kan era milineal, jadi baju itu harus menarik bagi siapa saja," kata Pramono.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu