Suara.com - Kebakaran rumah yang menewaskan satu keluarga menggegerkan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Belakangan diketahui, insiden kebakaran itu ternyata disengaja. Latar belakang utang piutang narkoba menjadi penyebab peristiwa mengerikan itu.
Dari penyelidikan polisi, seorang gembong narkoba bernama Akbar Daeng Ampuh alias Rangga (32) menjadi otak atas peristiwa itu. Kepada anak buahnya, Rangga memerintahkan mengerikan sebelum peritiwa kebakaran tersebut.
Dua eksekutor yakni Andi Muh Ilham alias Ilho (25) bersama Ammang alias Appang yang masih buron, diperintahkan untuk menagih utang narkoba kepada korban yakni Ahmad Fahri alias Desta (25).
Rangga yang sedang mendekam di Lapas Kelas I Makassar geram terhadap Desta. Ini lantaran Desta tak pernah menyetor uang penjualan narkoba sebanyak 9 paket sabu.
Melalui pesan facebook, Rangga kemudian memerintahkan Ilho menagih uang Rp 10 juta kepada Desta. Instruksinya mengerikan, dibayar atau dihabisi atau dibunuh.
"Yang disuruh ini tugasnya hanya dua, menagih, kalau tidak mau bayar, habiskan (dibunuh)," terang Kapolrestabes Makassar, Komosaris Besar Irwan Anwar, Selasa (14/8/2018).
Mendapat perintah itu, Ilho dan Appang lalu mendatangi rumah Desta di Jalan Tinumbu, Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar pada Senin (6/8/2018) dini hari. Namun korban telah bersembunyi di tempat tinggal neneknya, tak jauh dari rumahnya.
"Keduaya mendatangi rumah H Sanusi, kakek dari laki-laki Desta. Tapi korban tidak mau keluar malah menutup pagar rumah," kata Irwan.
Keduanya sempat meninggalkan rumah Sanusi setelah ayah Desta, H Amiruddin alias Amir mendatangi mereka dan mengaku bersedia membayarkan utang putranya.
Namun sekitar pukul 04.00 WITA, dua orang suruhan gembong narkoba itu kembali datang dengan sepeda motor. Mereka membawa satu botol minuman mineral berisi bensin.
"Yang bersangkutan datang, menyiramkan bensin ke rumah kemudian pergi," ungkap Irwan.
Akibat kebakaran itu, Desta bersama lima orang kerabatnya tewas terpanggang dalam rumah. Mereka adalah Sanusi (kakek), Bondeng (nenek), Musdalifa (tante), Namira Ramadina (sepupu) dan Hijas (sepupu).
Kontributor : Lirzam Wahid
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka