Suara.com - Kasus pelanggaran kebebasan beragama yang belum terselesaikan disebut semakin meningkat. Sebab para pemimpin daerah takut jika kasus itu selesai, maka akan kehilangan suara pendukungnya saat Pilkada selanjutnya.
"Karena mereka tidak ingin kehilangan dukungan. Itu sebabnya banyak kasus yang terjadi dan tidak ada solusi atau pemecahan yang signifikan," kata Wakil Ketua Setara institute Bonar Naipospos, di kantor Setara Institute, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/9/2018).
Alasannya, saat ini banyak diskriminasi yang dilakukan kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, jika pemerintah daerah menyelesaikan kasus tersebut. Kelompok mayoritas akan menganggap pemerintah daerah tidak berpihak kepada kelompoknya, sehingga meninggalkan dukungannya.
"Mereka (pemerintah daerah) mengkhawatirkan jika membantu minoritas akan kehilangan dukungan suaranya saat pilkada selanjutnya berlangsung," ujarnya.
Menurut dia, saat ini hitungan suara dalam politik jauh lebih penting dari pada perlindungan dan hak masyarakat minoritas.
Ia mencontohkan salah satu kasus adalah Wali Kota Bogor Bima Arya yang berjanji kepada umat protestan GKI Yasmin akan menyelesaikan perkara izin bangunan gereja pada tahun 2017 lalu. Namun perkara tersebut belum terselaikan karena Bima akan maju kembali dalam pemilihan Wali Kota Bogor.
"Karena Aria Bima mau maju untuk kedua kalinya sebagai Wali Kota Bogor, dia sadar betul solusi ini akan tidak diterima dari pihak kelompok mayoritas. Sehingga kasus ini dikesampingkan terlebih dahulu. Kepentingan elektoral seperti ini sangat mempengaruhi," imbuhnya. (Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting