Suara.com - Ratusan massa aksi deklarasi #2019GantiPresiden yang berkumpul di Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Minggu (26/8/2018) akhirnya dibubarkan aparat kepolisian.
Pembubaran itu menyusul tidak dikeluarkannya izin dari Polda Jatim terkait aksi #2019GantiPresiden. Hal ini juga telah ditegaskan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Dengan menggunakan pengeras suara, seorang polisi wanita atau polwan mengimbau agar massa #2019GantiPresiden yang berkumpul untuk segera meninggalkan tempat.
"Dikarenakan aksi ini tidak memberi pemberitahuan, Polda Jawa Timur tidak dapat menerbitkan STTP, untuk itu silahkan bapak ibu membubarkan diri secara tertib," ujar salah seorang polwan menggunakan pengeras suara.
Namun meski berkali-kali imbauan disampaikan, massa tetap bertahan dengan duduk di halaman ruko depan Tugu Pahlawan.
Sejumlah aparat polisi tampak menghampiri dan mengajak massa aksi untuk membubarkan diri. Namun reaksi massa berbeda. Mereka tetap menolak untuk bubar hingga terjadi ketegangan.
Dalam upaya pembubaran itu, sejumlah massa aksi #2019GantiPresiden melakukan perlawanan hingga mengakibatkan salah satu polwan mendapat luka cakaran tepat di bawah mata sebelah kiri.
Kejadian tersebut tak berlangsung lama. Massa pun akhirnya membubarkan diri dengan mengendarai kendaraan masing-masing.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, dari awal sudah memprediksi bahwa massa #2019GantiPresident ini anarkis dan brutal.
Baca Juga: Hujan Deras, MotoGP Inggris Terpaksa Kembali Ditunda
"Dari awal kita prediksi massa #2019GantiPresident ini anarkis dan brutal. Sebab potensi menimbulkan ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), untuk itu kita bubarkan," tegasnya.
Kontributor : Achmad Ali
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum