Suara.com - Gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Donggala dan sekitarnya di Sulawesi Tengah meninggalkan banyak cerita bagi warganya. Salah satunya adalah Marks (58). Ia tak pernah menyangka, usaha pembuatan peti jenazah miliknya bakal seramai saat ini.
Iya, pembuat peti jenazah itu kini tengah sibuk melayani banyaknya pesanan peti jenazah. Peti-peti itu dipesan untuk para korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu. Saking banyaknya pesanan, Marks mengaku sampai kehabisan bahan baku.
Meski ramai pesanan, Marks mengaku sedih dan berharap kejadian tersebut tak terulang di masa yang akan datang. Demi alasan kemanusian, Marks tetap melayani pemesanan peti jenazah meski sempat merasa panik ketika gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang pada Jumat (28/9) lalu.
"Memang pada saat gempa kita panik, tapi tetap stand by, jalan terus beroperasi walaupun goncangan kaya gimana tetap kita operasi," kata Marks saat ditemui di bengkel peti jenazah milikinya di Jalan Maluku, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018).
Menurut dia, peti-peti jenazah itu dipesan untuk dikirim ke Makasar dan Manado. Bahkan, satu hari pascagempa, ia langsung mendapat pesanan untuk dikirim ke Poso.
"Kemarin sudah ada yang di kirim ke Poso pas peristiwa, besoknya langsung ada yang pesan. Yang penting kalau sarana terbuka tetap kita bawa lari," ujar dia.
Meski senang banyak menerima pesanan, Marks tidak bisa menutupi kesedihannya karena begitu banyak korban jiwa akibat gempa dan tsunami. Dia sengaja tetap beroperasi demi alasan kemanusiaan membantu keluarga korban yang menbutuhkan peti jenazah.
Ia juga mengaku tetap menjual peti jenazahnya dengan harga normal seperti biasanya. Dia tak ingin mengambil keuntungan di tengah bencana. Untuk satu uni peti jenazah mewah dihargai Rp 7 juta. Sedangkan peti jenazah biasa sebesar Rp 2,5 juta.
Sejak gempa melanda Palu dan sekitarnya, total Marks telah menjual 27 unit peti jenazah. Dan kini ia sedang kehabisan bahan baku.
Baca Juga: Glenn Fredly Juga Endus Kejanggalan Penganiayaan Ratna Sarumpaet
"Tujuh peti mewah, kalau sekarang juga kita kehabisan bahan baku habis semua. Paling bahan sisa-sisa kita pakai," imbuh dia.
Berita Terkait
-
Hari Kelima Gempa Palu: 1.407 Orang Meninggal Dunia
-
Menkominfo: Jaringan Komunikasi di Palu Baru Pulih 15 Persen
-
Nginap Bareng Atlet Paralayang, Riyadi Hilang di Hotel Roa Roa
-
Geologi ESDM: Hoaks, Palu Akan Tenggelam Pasca Gempa dan Tsunami
-
Badan Geologi Tegaskan Perlunya Peta dan Mitigasi Kegempaan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu