Suara.com - Daftar kepala daerah yang terjerat kasus korupsi bertambah. Usai menangkap Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menangkap Bupati Cirebon, Jawa Barat, Sunjaya Purwadisastra (SUN). Sunjaya ditangkap bersama beberapa bawahannya. KPK juga menyita sejumlah uang diduga sebagai hasil suap.
Uniknya, tidak seperti kepala daerah yang ditangkap KPK sebelumnya yang biasa menerima uang dalam bentuk mata uang asing atau rupiah pecahan besar. Bupati Cirebon Sunjaya justru menerima uang dalam bentuk recehan. Yakni pecahan Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Uang-uang tersebut dibungkus dalam karung.
Beberapa jam usai penangkapan, KPK menjelaskan kronologi operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap terkait mutasi jabatan, proyek, dan perizinan di Kabupaten Cirebon Tahun Anggaran 2018.
Dalam kasus itu, KPK telah menetapkan dua tersangka, yakni diduga sebagai penerima, Bupati Cirebon periode 2014-2019 Sunjaya Purwadisastra (SUN). Sedangkan diduga sebagai pemberi yakni Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon Gatot Rachmanto (GAR).
"Setelah mendapatkan informasi dari masyarakat, KPK melakukan pengecekan dan melakukan serangkaian kegiatan penyelidikan sejak September 2018, KPK kemudian melakukan tangkap tangan pada Rabu, 24 Oktober 2018 di Cirebon," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di gedung KPK, Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Dalam kegiatan tangkap tangan tersebut, KPK mengamankan total enam orang, yaitu Sunjaya, Gatot, Kepala Bidang Mutasi Kabupaten Cirebon Sri Darmanto (SD), Kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Supadi Priyatna (SP) serta dua ajudan Bupati masing-masing DS dan N.
Alexander mengatakan pada 24 Oktober 2018, tim KPK menerima informasi akan ada penyerahan uang untuk Bupati terkait mutasi jabatan, proyek, dan perizinan di Kabupaten Cirebon.
"Pukul 16.00 WIB, tim mendatangi kediaman DS di daerah Kedawung Regency 3, Cirebon. Di kediaman DS ditemukan uang Rp 116 juta dalam pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah. Tim juga mendapatkan bukti setoran ke rekening penampungan milik bupati yang diatasnamakan orang lain senilai total Rp 6.425.000.000," ucap Alexander seperti dilansir Antara.
Selanjutnya, pada Pukul 16.30 WIB, tim kemudian menuju kediaman Gatot dan mengamankan yang bersangkutan di kediamannya di daerah Graha Bima, Cirebon.
Baca Juga: Lawan Massa Bercadar, Warga Jogja Gelar Ritual Khusus di Pantai
"Paralel, tim lainnya bergerak ke kantor pendopo dan mengamankan SUN, Bupati Cirebon bersama N, ajudan Bupati. Setelah itu, tim juga mengamankan SD di kantornya," ungkap Alexander.
Selanjutnya, pada pukul 17.30 WIB, Supadi Priyatna tiba di kantor pendopo dan kemudian diamankan tim KPK.
"Tim langsung bergerak ke Jakarta membawa semua pihak yang diamankan tersebut. Berturut-turut tim tiba di gedung KPK mulai pukul 22.30 hingga 01.45 WIB dini hari," ujar dia.
Alexander juga menyatakan pada Kamis (25/10) sekitar pukul 15.30 WIB, Sekretaris Sunjaya berinisial S mendatangi KPK dengan membawa uang Rp 296.965.000 dan menyerahkan pada tim di gedung KPK.
Dalam kegiatan itu, KPK juga mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga terkait tindak pidana, yaitu uang rupiah sebesar total Rp 385.965.000 dengan rincian Rp 116 juta dan Rp 269.965.000 dalam pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah.
Selanjutnya, bukti transaksi perbankan berupa slip setoran dan transfer senilai Rp 6.425.000.000.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?