Suara.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku sangat pesismistis pelaku yang diduga melakukan penyiraman air keras terhadap dirinya tak akan tertangkap. Sebab, Novel beralasan penyelidikan kasus yang sudah bergulir selama 500 hari itu sengaja tak diungkap penyidik Polri.
"Saya ingin menyampaikan bahwa penyerangan terhadap saya adalah penyerangan yang sengaja tidak diungkap. Saya katakan tidak diungkap itu sebagaimana 15 bulan lalu saya sampaikan yang sama," ujar Novel saat iktu dalam peringatan 500 hari penyiraman wajah Novel, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018).
Menurutnya, polisi hanya serius melakukan penyelidikan hanya selama satu bulan setelah teror air keras menimpanya. Selanjutnya, kata dia, penyelidikan yang dilaksanakan di Polda Metro Jaya hanya sebagai formalitas.
"Dalam hal itu telah disampaikan awal-awal, sebulan setelah kejadian. Sampai sekarang pimpinan KPK belum pernah perjuangkan hal itu, saya ucapkan terima kasih," ujar Novel
Dia mengaku, tak pernah meminta polisi untuk memprioritaskan penanganan kasus teror air keras tersebut. Novel beranggapan para pimpinan KPK pernah sampaikan ingin memberikan perlindungan kepada para penyidik KPK.
"Saya tidak pernah meminta urusan penyerangan kepada saya dijadikan yang utama. Bagaimana dengan permintaan saya semua teror diungkap. Karena saya masih ingat dalam suatu kesempatan, pimpinan KPK menyampaikan juga, bahwa pimpinan KPK berkeinginan melindungi kami," kata Novel.
Novel berharap Presiden Joko Widodo segera mengambil tindakan untuk menarik penyelidikan di kepolisian dan membentuk tim khusus. Dia juga meminta kepala negara untuk memperhatikan kasus teror yang turut dialami pegawai KPK lainnya.
"Presiden harusnya mengambil alih, dengan memberikan perhatian khusus, memerintahkan staf-stafnya untuk hal ini bisa diungkap. Seandainya tidak mau mengungkap masalah saya,enggak ada masalah. Saya berharap mengungkap semua penyerangan kepada pegawai pegawai KPK lainnya. Bukan kah itu hal yang masuk akal," tutup Novel
Diketahui, Novel Basewadan terkena air keras oleh dua pelaku misterius pada tanggal 11 April 2017. Penyerangan itu dilakukan seusai Novel menjalani salat subuh berjamaah di masjid dekat kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, sejak Novel menjalani perawatan mata di Singapura hingga sudah kembali bekerja di KPK pada 27 Juli 2018 lalu, polisi belum bisa mengungkap misteri penyiraman air keras terhadap Novel.
Baca Juga: Janjian Tawuran Pelajar Lewat Instagram, Kindy Tewas Kena Bacok
Berita Terkait
-
Novel Baswedan: Teror ke Pegawai KPK, Diculik Hingga Ancaman Bom
-
Cuaca Jadi Rintangan Petugas Evakuasi Korban Jatuh Lion Air
-
Sisir Korban dan Bangkai Lion Air, Polri Kerahkan Lima Kapal
-
Tragedi Lion Air, Polri Bentuk Posko di Bandara Soetta
-
Nama Tito Disebut, Pendemo: Ada yang Ingin Benturkan KPK - Polri
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian
-
Korlantas Polri Gelar Operasi Zebra 2025 dari 17 November, Ini Tujuan Utamanya
-
Fantastis, Dugaan Korupsi Tunjangan Perumahan DPRD Indramayu Rugikan Negara Rp 16,8 Miliar
-
Ikut Borobudur Marathon, Hasto PDIP: Mens Sana in Corpore Sano Harus Jadi Budaya
-
Kahiyang Ayu Angkat Pesona Batik Sumut di Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja ITTAF 2025
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Peserta GIXA North Sumatera 2025
-
Detik-detik Pencarian Korban Longsor Cilacap, BNPB Ingat Pesan Prabowo