Suara.com - Jack Ma, pendiri perusahaan e-commerce raksasa Alibaba Group Holding Ltd, secara resmi dikukuhkan sebaagi anggota Partai Komunis Cina.
Seperti diberitakan Bloomberg, Senin (26/11/2018), Jack Ma diangkat menjadi anggota PKC karena dianggap berkontribusi terhadap pembangunan negara.
Selain Jack Ma, PKC juga menganugerahkan gelar anggota kehormatan terhadap Chief Executive Officer Tencent Holdings Ltd Pony Ma, CEO Baidu Inc Robin Li, bintang basket Yao Ming, dan pelatih bola voli Lang Ping.
Pengangkatan Jack Ma dan lainnya dalam rangka perayaan 40 tahun kebijakan reformasi ekonomi negara dan keterbukaan Cina.
Garis demarkasi antara bisnis dan politik semakin kabur di Cina ketika Presiden Xi Jinping memimpin kampanye untuk memastikan PKC memainkan peran utama di semua aspek masyarakat.
"Kami melihat hubungan yang semakin erat antara perusahaan internet terkemuka Cina dan pemerintah. Karena pemerintah melihat mereka sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mewujudkan inisiatif kebijakan," kata Mark Natkin, Managing Director Beijing Marbridge Consulting.
"Menjadi anggota partai komunis pada dasarnya memberi andil pada legitimasi partai dan itu tidak selalu menunjukkan aktivitas politik tingkat tinggi apa pun."
Bagaimana Jack Ma yang kapitalis ting-ting diterima sebagai anggota PKC?
Semua bermula ketika pemimpin kharismatik pendiri Cina sekaligus inisiator PKC Mao Zedong wafat dan digantikan Deng Xiaoping pada era awal 1970-an.
Baca Juga: Dwi Lestari Bawa Batik Bekasi ke Belanda
Tahun 1978, Deng Xiaoping mengganti seluruh kebijakan sosialistis era Mao Zedong dengan merestorasi kapitalisme. Deng mengizinkan pembangunan perusahaan swasta, meski berkonsekuensi terhadap penghapusan sistem jaminan sosial bagi kaum buruh.
Jack Ma sendiri adalah orang terkaya di Cina dengan kekayaan bersih USD 38,4 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index. Ma mengatakan pada bulan September 2018, ia berencana menyerahkan peran ketua eksekutif kepada CEO Daniel Zhang tahun depan.
Alibaba, yang mendominasi e-commerce di Cina dan telah berkembang menjadi berbagai bisnis tambahan, menjadi perusahaan terbuka pada tahun 2014 dalam penawaran umum perdana terbesar yang pernah ada di New York AS.
Pada saat itu, Ma mengatakan bahwa investor akan menjadi prioritas ketiga perusahaan, setelah pelanggan dan karyawan. Meskipun ada penurunan harga sahamnya tahun ini, Alibaba dihargai lebih dari USD 400 miliar dan masuk peringkat 10 perusahaan paling berharga di dunia.
Ma telah menjadi pendukung vokal kebijakan Presiden Xi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, ia mengusulkan agar biro keamanan nasional menggunakan data besar untuk mencegah kejahatan, mendukung upaya Cina untuk membangun pengawasan online yang tak tertandingi dari jutaan orangnya.
Setelah Presiden Xi tahun lalu menunjukkan bahwa mengatasi ketidaksetaraan menjadi sama pentingnya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Ma adalah salah satu yang pertama merespons.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial