Suara.com - Sandiaga Uno mengaku miris mendengar sejumlah hakim dan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT). Menurutnya, hal tersebut memberikan wujud angka korupsi di Indonesia yang masih tinggi.
Sandiaga mengatakan bahwa dirinya sempat mendengar jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu untuk melakukan OTT setiap hari. Hal tersebut dinilainya menunjukkan kalau budaya korupsi di Indonesia belum juga hilang.
"Ini kejadian lagi ada OTT. Saya juga miris dengarnya itu, ada yang berikan informasi kalau KPK mau OTT tiap hari, pasti kena. Berarti kan ini masih berjalan terus," kata Sandiaga di Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).
Sandiaga pun menilai dengan adanya OTT yang melibatkan hakim dan panitera PN Jakarta Selatan mewujudkan bentuk hukum Indonesia yang tidak konsisten.
"Kalau yang berkaitan dengan OTT hari ini oleh para penegak hukum atau yang berkaitan dengan kasus perdata, itu berkaitan dengan hukum yang nggak konsisten. Hukum yang belum adil. Tajam ke bawah tumpul ke atas. Itu yang mesti diselesaikan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Sandiaga mengungkapkan bahwa budaya korupsi di Indonesia sudah menjadi fokus dalam Pilpres 2019 agar kemudian tidak menjamur di masa mendatang.
"Saya fokus bersama pak Prabowo dan pak Kwik Kian Gie. Bagaimana pencegahan korupsinya. Kalau memang pemberantasan korupsinya belum menghasilkan efek jera, ya pencegahannya seperti apa," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah