Suara.com - Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo mengungkapkan akan membawa Angle of Attack (AoA) pesawat Lion Air JT 61-0 ke Chicago, Amerika Serikat untuk diteliti.
Menurutnya KNKT telah melakukan investigasi pada AoA milik Lionr Air yang sempat bermasalah saat penerbangan Manado - Denpasar. AoA itu kata Nurcahyo, akan dibawa ke Chicago untuk dilakukan computerized tomography atau CT scan.
"Investigasi Angle of Attack (AoA) sensor yang dilepas di Bali saat ini ada di KNKT. Ini akan dibawa untuk dilakukan tes yaitu CT scan guna mengetahui apakah ada pemasangan yang tidak sesuai di Chicago. Kemudian juga akan dilakukan pembongkaran dilihat apakah ada kelainan dan masalah penunjukkan dipesawat," kata Nurcahyo, di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
Selain melakukan CT scan AoA di Chicago, KNKT juga akan melakukan pemeriksaan di Florida Amerika. Lantaran AoA yang terpasang di pesawat dengan nomer penerbangan JT-610, pernah diperbaiki di negara tersebut.
"Melakukan pemeriksaan mengenai fasilitas yang di Florida ini, apa yang dilakukan, apa kerusakan yang dialami , bagaiaman perbaikan dan hasil tes yang dilakukan terhadap AoA ," imbuhnya.
Nurcahyo menambahkan KNKT juga akan melakukan rekontruksi penerbangan terkait tragedi jatuhnya Lion Air di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Menurutnya, rekonstruksi tersebut nantinya akan mengacu pada data Flight Data Recorder (FDR) yang kekinian telah diunggah oleh KNKT.
"Ada beberapa hal yang akan dilakukan, salah satunya adalah merekonstruksi kecelakaan ini berdasarkan data Fligt Data Recorder (FDR)," imbuhnya.
Selain itu, berdasarkan data yang didapat dari FDR, pesawat tersebut tercatat memiliki ratusan jam terbang. Hal tersebut akan dilihat oleh KNKT apakah selama penerbang tersebut sempat mengalami masalah yang sama.
"Total jumlah penerbangan lebih kurang 385 penerbangan. ini yang akan kita evaluasi apakah dalam penerbangan ini juga mengalami gangguan seperti penerbangan yang tercatat di dalam FDR," pungkasnya.
Baca Juga: Pesawatnya Kecelakaan, Manajemen Air Fast Klaim Laik Terbang
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Dulu Besi Tangganya Dicuri, Kini Kabel CCTV JPO Daan Mogot Ditemukan Putus
-
Kemendagri Monitor Pengiriman Bantuan 101.000 Lembar Pakaian untuk Korban Bencana di Aceh
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
OTT 9 Orang Termasuk Jaksa di Banten, KPK Juga Amankan Uang Rp 900 Juta
-
Noel Siap Jalani Sidang Kasus K3, Penampilan Peci dan Sorban Jadi Sorotan
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
KPK Tangkap Jaksa di Banten, Sinyal Keras Perang Korupsi Antar Aparat?