Suara.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan hasil pengembangan Perhutanan Sosial dalam talkshow bersama mahasiswa se-Bandung Raya.
Acara bertajuk Rekreasi Akademis : Wicara Hutan Sosial di Tahura Juanda ; Jaga Hutan, Rawat Peradaban, dan Raih Kesejahteraan ini dihadiri oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi UNPAD, STKS, IPDN, STIH ITB, STTD, UNIKOM dan siswa SMK Kehutanan.
Talkshow yang bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia ini dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, Rabu (28 /11/ 2018) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Bandung.
Dalam sambutannya, Menteri LHK mengajak untuk menanam 25 pohon sebagai upaya untuk meningkatkan oksigen dalam atmosfir. Menurutnya, pohon yang ditanam akan menghasilkan oksigen 1,2 kg per hari per pohon sedangkan manusia untuk bernafas membutuhkan 0,5 kg per hari.
Melalui penanaman tersebut harapannya dapat meningkatkan kandungan oksigen diudara. Ia menghimbau 25 pohon yang ditanam tersebut dilakukan pada saat SD, SMP, SMA, saat Pergururuan Tinggi dan saat menikah.
Acara Talkshow dipandu oleh Ronal Suryapraja dengan narasumber Dirjen PSKL, Kepala BP2SDM, Sekretaris Ditjen PPKL, Dekan Fikom UNPAD, Ahli Hidrologi Chay Asdak, Guru Besar Kehutanan UGM dan Dirut Perum Perhutani.
Acara talkshow berlangsung meriah dengan banyaknya pertanyaan dari mahasiswa dan pelajar seputar pengembangan Perhutanan Sosial, kendala dan capaiannya. Kepala BP2SDM, Helmi Basallamah menyampaikan bahwa peranan mahasiswa sangat penting untuk menjaga keberlangsungan Perhutanan Sosial.
Mahasiswa diharapkan menjadi pendamping bagi para petani serta diharapkan dengan sosialisasi ini maka mahasiswa pun suatu saat nanti dapat menjadi agen dalam menjaga keberlangsungan Perhutanan Sosial.
Sebelumnya Dirjen PSKL, Bambang Supriyanto menyampaikan data-data keberhasilan Perhutanan Sosial dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Program Perhutanan Sosial telah dilaksanakan di 5.087 lokasi dengan jumlah kepala keluarga yang terlibat mencapai 500.000 atau setara dengan 2 juta orang, dengan asumsi tiap KK terdiri atas 4 orang.
Baca Juga: KLHK Berhasil Selamatkan Seekor Badak Sumatera di Kalimantan
Melihat besarnya jumlah KK yang terlibat dalam Perhutanan Sosial, perlu disertai dengan pendampingan dan pemberian modal. Pendampingan yang disampaikan oleh Bambang Supriyanto tersebut telah dilakukan melalui kerjasama dengan BUMN maupun pihak Perbankan.
Salah satu BUMN yang konsen terhadap pengembangan Perhutanan Sosial adalah Perum Perhutani. Direktur Perhutani dalam talkshow tersebut menyampaikan bahwa Perhutani mengajak BUMN lain untuk dapat membantu kelompok tani Perhutanan Sosial untuk dapat mandiri melalui pendampingan dan menjadi offtaker.
Pengembangan Perhutanan Sosial melalui pemberian akses seperti yang disampaikan oleh Menteri LHK tidak hanya untuk kepentingan ekonomi masyarakat. Perhutanan Sosial juga memiliki dimensi ekologi dan sosial.
Chay Asdak mengatakan bahwa Perhutanan Sosial yang dilakukan melalui penanaman pohon dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan. Sehingga diharapkan dalam jangka panjang bila penanaman pohon dalam program Perhutanan Sosial tersebut terus dijalankan akan dapat mengurangi terjadinya erosi dan banjir.
Sebelumnya Dadang Rahmat, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD menyampaikan bahwa kegiatan perhutanan sosial perlu disampaikan ke masyarakat melalui teknik komunikasi yang dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap hutan.
Selama ini pemberitaan tentang hutan menjadi ramai ketika berkaitan dengan adanya bencana alam. Sehingga persepsi masyarakat yang tercipta tentang hutan menjadi negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan komunikasi yang dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap hutan menjadi positif karena kegiatan dan program-program lingkungan hidup dan kehutanan banyak yang memberikan manfaat besar pada masyarakat, salah satunya adalah Perhutanan Sosial ini.
Berita Terkait
-
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih 63 Penghargaan di Ajang ENSIA 2025
-
70 Persen Warga Gantungkan Hidup dari Hutan, Perhutanan Sosial Jadi Harapan Solok Selatan
-
Perempuan 'Ujung Tombak' Perhutanan Sosial, Veronica Tan: Kesetaraan Gender Bukan Cuma Isu Sosial
-
Wamen PPPA Veronica Tan Akui Perempuan Jadi Tulang Punggung Perhutanan Sosial
-
Ekoregion Pembangunan Wilayah di Papua sebagai Solusi Pembangunan Berkelanjutan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting