Suara.com - Perempuan diyakini berperan penting dalam keberhasilan program perhutanan sosial di berbagai daerah. Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan yang menyebutkan kalau perempuan tidak hanya terbatas berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga turut mengambil peran sebagai petani.
Pernyataan itu disampaikan Veronica saat hadiri penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (6/6/2025) kemarin.
“Di banyak daerah, mereka menjadi tulang punggung keberhasilan program perhutanan sosial. Ini membuktikan bahwa kesetaraan gender bukan hanya isu sosial, tetapi juga fondasi keberlanjutan,” ujar Veronica Tan ditulis pada Kamis (8/5/2025).
Veronica Tan menyampaikan bahwa Kemen PPPA terus mendorong pemberdayaan perempuan, termasuk dalam sektor kehutanan yang selama ini kerap didominasi laki-laki. Padahal perempuan juga punya peran di dalamnya dan memerlukan adanya peningkatan kapasitas.
“Kami bertemu langsung dengan kelompok tani wanita yang menjadi champion di Gunung Kidul. Mereka meminta peningkatan kapasitas, terutama dalam pengemasan produk dan penguatan UMKM. Ini sinyal bahwa mereka siap maju dan berkembang,” beber Veronica Tan.
Pada komitmen penandatanganan perjanjian kerjasama Kemenhut dengan Pemda Yogyakarta, disebut jadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi serta pemberdayaan petani perempuan.
Menteri Perhutanan (Menhut) Raja Juli Antoni sebelumnya mengaku pihaknya memiliki komitmen soal kelestarian hutan hingga ikut memajukan perekonomian masyarakat sebagaimana yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Raja Juli dalam acara penandatanganan MoU antara Kemenhut dengan Global Green Growth Institute (GGGI) di DI Yogyakarta (DIY) pada Selasa .
"Pak Presiden Prabowo memiliki komitmen yang sangat kuat untuk melestarikan hutan, menjaga keanekaragaman hayati dan juga kesejahteraan masyarakat. Ketiga hal ini bisa dilakukan secara bersamaan, bukan satu hal yang terpisah," beber Menhut Raja Antoni ditulis pada Rabu (7/5/2025).
Setidaknya ada dua kesepakatan alias Mou antara Kemenhut dan GGGI. Selain dari pihak Inggris, Menhut Raja Juli Antoni juga melakukan MOU dengan Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X.
Baca Juga: Soal Manuver Pemakzulan Wapres Gibran, Ini Alasan Demokrat Ogah Ambil Pusing
Adapun Mou Kemenhut dengan DIY yakni pengembangan tentang pengelolaan hutan berbasis masyarakat atau integrated Forest Farming Development.
Dalam acara tersebut, Menhut Raja Antoni menyampaikan jika program Perhutanan Sosial digeber oleh pemerintahan Prabowo demi melanjutkan program di era mantan Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi.
Menurutnya, program Perhutanan Sosial membuat masyarakat dapat lebih dekat dan memanfaatkan hutan namun juga tetap menjaga kelestarian hutan.
"Beliau meneruskan apa yang sudah dirintis oleh pemerintah sebelumnya, melanjutkan perhutanan sosial. Agar masyarakat tidak seperti dulu, yang hanya bisa menonton menyaksikan hutan dari jauh, melihat rimbunnya hutan dari jauh, namun mereka hidup jauh dari kesejahteraan dan tidak punya akses pada hutan," beber Menhut Raja Juli.
Program perhutanan sosial mengubah mindset kami di kehutanan yang tadinya mengusir masyarakat dari hutan tapi sekarang kami mengundang masyarakat ke dalam hutan untuk memanfaatkan hutan, tapi secara bersamaan menjaga kelestarian hutan dan menjaga keanekaragaman hayati," sambung Menhut Raja Juli.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey yang hadir di lokasi mengaku senang dengan kerja sama yang terjalin.
Berita Terkait
-
Soal Manuver Pemakzulan Wapres Gibran, Ini Alasan Demokrat Ogah Ambil Pusing
-
Pasang Badan Bela Wapres Gibran, Golkar: Pintu Pemakzulan Secara Konstitusional Masih Tertutup!
-
Dicap Seksis, Ahmad Dhani Tantang Debat Komnas Perempuan: Mereka Junjung Norma Kebarat-baratan!
-
Respons soal Desakan Pemakzulan Gibran, Mahfud MD: Gak Mungkin!
-
Mahfud MD: Kebijakan Jokowi Sebagai Presiden Tetap Sah Meski Ijazahnya Terbukti Palsu
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Lodewyk Pusung Diganjar Pangkat Kehormatan, Keputusan Prabowo Dinilai Tepat, Mengapa?
-
Awasi Subsidi Rp 87 Triliun, Pemerintah Kaji Pembentukan Badan Pengawas Khusus LPG 3 Kg
-
Joget Sambil Mabuk Berujung Maut: Sekuriti Tewas Dibacok di Kafe Bmart Kemayoran
-
Dari Spanduk Penolakan hingga Meja Mediasi: Warga Palmerah dan DLH Mencari Titik Temu Soal Sampah
-
Polisi Tangkap Pemuda 22 Tahun di Pelosok Minahasa, Benar Hacker Bjorka atau Sekadar Penipu Ulung?
-
Tragedi Pagi Buta di Pejaten: Terapis Muda Ditemukan Tewas, Polisi Selidiki Dugaan Lompat dari Ruko
-
BBM Langka, Kementerian ESDM Kaji Mekanisme Baru Pengadaan Bahan Bakar ke SPBU Swasta!
-
Terancam 12 Tahun Bui, Sepak Terjang WFT Pemuda Minahasa Ngaku-ngaku Bjorka!
-
Aksi Serangan Udara hingga Pembebasan Sandera Warnai Gladi Bersih HUT ke-80 TNI
-
Niat Sedekah Rp2 Ribu, Harta Rp58 Juta Malah Amblas Digasak Komplotan Hipnotis Berkedok Religius