Suara.com - Mahasiswi korban pemerkosaan saat kuliah kerja nyata (KKN) 2017 Universitas Gajah Mada atau UGM Agni kecewa. Agni merupakan korban pemerkosaan KNN UGM di Pulau Seram, Maluku.
Kekecewaan Agni merespon perminta Maafan UGM atas kejadian pemerkosaan itu. UGM juga mengakui jika ada aksi pemerkosaan terhadap Agni.
Cornelia Natasya selaku teman dekat Agni sekaligus salah satu inisiator gerakan #KitaAgni, menyatakan permintaan maaf UGM tidak sesuai dengan tuntutan Agni. Menurutnya yang diinginkan dari Agni adalah UGM meminta maaf kepadanya dan mengakui bahwa kasus Agni adalah kasus pemerkosaan dan merupakan pelanggaran berat, bukan meminta maaf atas lambannya kasus ini.
“Kami kecewa, UGM tidak secara eksplisit meminta maaf akan kasus Agni tetapi kelambatan atas kasus seksual saja,” kata Natasya saat dihubungi melalui telepon, Jumat (7/12/2018).
Ia menambahkan bahwa pihak Rektorat UGM belum menunjukan komitmennya untuk menyelesaikan kasus Agni, permintaan maaf baginya hanya sebatas formalitas saja.
“Kami merasa rektorat UGM belum cukup memberikan komitmenya, permintaan maaf hanya sebatas formalitas belakang, tapi tidak menunjukan penyelesaian kasus seksual di kampus,’’ ungkapnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono mengakui adanya pelecehan seksual terhadap Agni saat sedang mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) 2017 di Pulau Seram. Rektrorat juga menyatakan pengakuan atas kelambanan dalam menangani kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Agni.
“UGM mengakui telah terjadi kelambanan dalam merespon peristiwa itu (dugaan pelecehan seksual). UGM meminta maaf atas kelambanan yang terjadi,” kata Panut Mulyono saat memberikan keterangan di Gedung Pusat UGM, Jumat siang.
Panut menjelaskan atas kelambanan penanganan kasus ini ternyata telah berdampak sangat serius akan kondisi psikologis, finansial dan akademik yang diderita Agni. Hal ini membuat UGM melakukan intropeksi diri atas apa yang terjadi kepada Agni
Baca Juga: UGM Minta Maaf Agni Diperkosa saat KKN di Maluku
“Kelambanan ini berdampak serius secara psikologis, finansial dan akademik pada terduga penyintas dan terduga pelaku,’’ kata Panut.
UGM juga menyadari masih adanya budaya menyalahkan korban dan budaya ini berdampak pada lambatnya pemenuhan hak-hak korban. Untuk itu, UGM melakukan langkah-langkah strategis dalam penanganan kasus ini seperti mencabut KKN pelaku di pulau Seram, menunda yudisium, membatalkan proses wisuda pelaku serta memberikan konseling kepada korban dan pelaku.
“UGM menyadari masih ada budaya menyalahkan korban (blaming the victim) yang berdampak pada lambannya pemenuhan hak-hak korban,’’ terang Panut.
Kontributor : Abdus Somad
Berita Terkait
- 
            
              UGM Minta Maaf Agni Diperkosa saat KKN di Maluku
 - 
            
              Eka Dibunuh Lalu Diperkosa Fajar, Keluarga: Nyawa Dibayar Nyawa
 - 
            
              DPR Kerap Dikritik, Namun Juga Dirindukan, Begini Kata Sosiolog
 - 
            
              VIDEO: Makhluk Misterius Terekam CCTV di Parkiran UNY, Gollum?
 - 
            
              Miris, Perempuan Boyolali Dibunuh, Disetubuhi Lalu Dibuang di Kebun
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah