Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk melakukan percepatan pemasangan batas daerah di tiap desa dan kelurahan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya pemanfaatan lahan yang tumpang tindih antar wilayah.
Jokowi mengatakan di Indonesia masih banyak pemanfaatan lahan yang tumpang tindih akibat tidak adanya kebijakan terpusat. Oleh karenanya, Kepala Negara meminta agar seluruh kepala daerah saling berkolaborasi dalam kebijakan one map policy untuk menuntaskan masalah tumpang tindih.
"Kepala daerah saya minta ada percepatan batas desa dan kelurahan. Ini banyak yang belum bisa kita selesaikan. Mohon dikoordinasikan dengan BIG (Badan Informasi Geospasial)," kata Jokowi dalam sambutannya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).
Jokowi selanjutnya mengambil contoh masalah tumpang tindih yang ada di Kalimantan. Pemanfaatan lahan di wilayah itu, kata Jokowi, tumpang tindih antar desa dan kecamatan sehingga menyulitkan dalam proses penyusunan rencana tata ruang.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kemudian meminta agar seluruh kepala daerah saling bersinergi untuk menciptakan kebijakan one map policy secara menyeluruh. Menurutnya, dengan adanya kerja sama yang baik maka masalah tumpang tindih pemanfaatan lahan dapat diselesaikan dengan baik.
"Pemda perlu bekerja sama kolaborasi menyelesaikan isu tumpang tindih. Hilangkan ego sektoral. Kalau kolaborasi akan bisa menyelesaikan masalah di lapangan," kata Jokowi.
Berita Terkait
-
Indeks HAM Era Jokowi Turun Dibanding Era SBY
-
Posko Prabowo Pindah ke Jateng, PDIP: Biar Sandi Paham Cara Hormati Makam
-
Prabowo Sindir Soal Utang, Menko Darmin Bela Jokowi
-
Ma'ruf Amin Kembali Kampanye Januari 2019, Akan Ada Kejutan
-
Terpampang Nyata, Ini Manfaat Kumpul Keluarga Seperti Presiden Jokowi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional