Suara.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memprediksi kubu Capres - Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin akan gelagapan saat debat pertama di Pilpres 2019. Sebagai calon petahana, mereka menganggap Jokowi gagal menjalankan pemerintahan dari segi Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.
Anggota Tim Hukum dan Advokasi BPN Prabowo - Sandiaga, Habiburokhman menilai Jokowi mendapat rapor merah selama memimpin Indonesia. Sehingga ia menyebut akan menjadi beban Jokowi saat mengadapi debat Pilpres perdana yang akan berlangsung pada 17 Januari mendatang.
"Kalau orang maju kedebat membahas yang rapornya merah menurut saya akan jadi beban moral bagi dia. Jadi wajar kalau kubu sebelah agak gelagapan khusus debat ini," kata Habiburokhman saat diskusi bertajuk 'Kalau Bersih Kenapa Risih' di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Kamis (8/1/2018).
Habiburokhman kemudian memaparkan hasil rapor merah yang dihasilkan Jokowi selama menjadi Presiden RI.
Dalam penegakan hukum, Jokowi dinilai tidak mampu menjalankan asas kesamaan di mata hukum. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus yang terus diproses dengan pelaku yang bukan bagian dari petahana. Sebaliknya, kata Habiburokhman, juga terbukti kalau hukum seolah tumpul kepada terlapor yang bukan merupakan bagian dari petahana.
Politikus Partai Gerindra itu kemudian mencontohkan penyelesaian hukum antara Asma Dewi dan Ketua Fraksi DPR RI dari Nasdem Viktor Laiskodat.
Habiburokhman mengatakan keduanya sama-sama dilaporkan karena kasus dugaan penyebaran kebencian. Namun yang membedakan keduanya ialah Asma Dewi mengkritik kinerja pemerintah melalui Facebooknya, sedangkan Viktor menyebut sejumlah partai oposan yang berusaha membesarkan kelompok pro-khilafah di NTT.
Dengan kasus yang sama, Habiburokhman menyebut kasus Asma Dewi yang bergulir dengan hasil vonis hukuman 5 bulan 15 hari penjara. Sedangkan laporan Viktor Laiskodat masih terlihat mandek di kepolisian.
"Ini yang akan menjadi pertanyaan dimana equality before the law selama lima tahun ini? Apakah benar hukum itu hanya tajam kepada orang yang mengkritik kekuasaan dan tumpul terhadap orang yang mendukung kekuasaan?," ujarnya.
Di samping itu, ada juga kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan. Kasus Novel diketahui hingga saat ini belum juga menemukan titik terang. Kasus itu mewakili sejumlah kasus HAM yang belum bisa dituntaskan di era pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Habis Ditagih Prabowo, PKS Klaim Sudah Sumbang Dana Kampanye Pilpres
Tak hanya itu, di bidang korupsi, Jokowi dinilai gagal mencapai target Indeks Persepsi Korupsi dari poin 50, kini Indonesia baru bisa mencapai 39 poin. Hal itu didukung pula dengan janji Jokowi yang belum bisa terpenuhi yakni mencipatkan birokrasi yang bersih dari korupsi. Pasalnya, baru-baru ini sejumlah pejabat di dua Kementerian yakni Kemenpora dan PUPR terkena OTT oleh KPK.
Kemudian Habiburokhman menyoroti kinerja Jokowi di bidang terorisme. Menurutnya, institusi negara terlalu anggap enteng mengecap sekelompok orang sebagai kelompok radikal. Hal itu dibuktikannya dengan penggunaan hasil survei dari lembaga yang tidak jelas dan digunakan untuk mengklaim sekelompok masjid di Indonesia terpapar radikalisme.
"Petahana dalam berkampanye bukan hanya berhadapan dengan lawan politiknya tapi juga dengan kinerja dia trackrecord dia selama ini gampang orang menilai ini jelas gagal," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik