Suara.com - PDI Perjuangan akan menggerakan seluruh kader sebagai mata dan telinga partai guna memantau rencana penerbitan kembali Tabloid Obor Rakyat yang sempat membuat gaduh Pilpres 2014. Pemberitaan tabloid tersebut sempat merugikan PDIP setelah memuat berita bohong alias hoaks kepada Joko Widodo atau Jokowi.
Politisi PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kader-kader partai akan menyatukan barisan guna mengawasi serangan hoaks di Pilpres 2019.
"Kader dikumpulkan agar mereka menjadi mata partai, telinga partai, dalam tingkat gerakan akan menjadi otot partai," kata Ganjar di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
Pengarah Teritorial Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin itu mengungkapkan, sejatinya pihaknya tak menyoal terkait rencana penerbitan kembali Tabloid Obor Rakyat. Hanya saja, patut diwaspadai mengingat penerbitan kembali tabloid tersebut mendekati masa Pilpres 2019.
"Maka mulai hari ini mereka akan melihat mata, telinga, dan otot partai itu akan mulai bergerak. Sehingga kalau tidak melanggar boleh saja, tapi kalau melanggar kita akan ambil tindakan," imbuhnya.
Sebelumnya, pemimpin redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono berencana menerbitkan kembali hasil pemberitaan redaksinya pada bulan besok atau Februari 2019.
Untuk diketahui, Tabloid Obor Rakyat pernah membuat masyarakat geger dengan menulis pemberitaan tentang Jokowi sebagai keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing. Artikel itu muncul pada terbitan pertama Obor Rakyat pada Mei 2014 dengan judul headline 'Capres Boneka' dengan gambar karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri.
Pemimpin redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi kini sudah dapat menghirup udara bebas setelah menjalani masa tahanan. Ia bahkan berencana mendirikan kantor di dua lokasi yakni, Jakarta dan Solo, Jawa Tengah.
"Rencananya ada dua kantor, di Jakarta dan Solo," kata Setiyardi kepada Suara.com.
Berita Terkait
-
Berkantor Pusat di Solo, Pemred Obor Rakyat: Jawa Harus Diperhitungkan
-
Keluar Penjara, Pemred Obor Rakyat Cari Reporter Baru, Ada yang Berminat?
-
Ini 12 Rekomendasi Eksternal PDIP dari Hasil Rakornas 2019
-
Setiyardi Budiono Tak Kapok Dipenjara karena Jadi Pimred Obor Rakyat
-
Tabloid Obor Rakyat Terbit Lagi, Pemred: Kritik Jokowi Juga Boleh
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu