Suara.com - Badan Pemenangan Nasional calon presiden (capres) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menuding Joko Widodo telah melakukan serangan terhadap pribadi Prabowo Subianto dalam debat capres pertama yang digelar di Jakarta, Kamis malam (17/1/2019).
Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan bahwa serangan pribadi itu adalah ketika Jokowi mengungkit soal calon anggota legislatif bekas napi korupsi dari Gerindra dan ketika Jokowi mengklaim dirinya tak punya masalah terkait hak asasi manusia.
"Kok yang kita debatkan itu masalah-masalah negaraan, kemudian serangannya pribadi. Misalnya menyerang partai, padahal Pak Jokowi lupa yang paling banyak tertangkap korupsi adalah partai yang mendukung Pak Jokowi," kata Dahnil di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019).
"Pak Jokowi lupa bahwa OTT KPK 60 persen didominasi partai pendukung Pak Jokowi. Pernyataan Pak Jokowi itu seperti memukul air di dulang, terpercik ke muka sendiri," tambahnya.
Sebelumnya, Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi - Ma'aruf Amin kembali menegaskan mereka tidak memiliki potongan wajah seorang pemimpin diktator.
"Kami tidak ingin banyak bicara, kami paham persoalan bangsa ini dan tahu apa yang harus kami lakukan, kami tidak punya potongan diktator atau otoriter," kata Jokowi dengan tegas.
Jokowi memang kerap kali diterpa isu miring yang mengatakan dirinya sebagai seorang diktaktor dan dituduh terlibat dalam Partai Komunis Indonesia atau PKI. Namun isu tersebut hingga kini belum terbukti kebenarannya.
Jokowi juga mengklaim tidak punya catatan sejarah dalam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia, tindak kekerasan dan korupsi.
"Kami tidak punya rekam jejak melanggar HAM, kekerasan, dan korupsi," tambahnya.
Berita Terkait
-
Temui Warga Aceh Tamiang, Prabowo: Minta Maaf kalau Masih Belum Terbantu
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Di Hadapan Kepala Daerah, Prabowo Ingin Kelapa Sawit Jamah Tanah Papua, Apa Alasannya?
-
Jenguk Siswa dan Guru Korban Insiden Mobil SPPG, Prabowo: Cepat Sembuh Ya
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar