Suara.com - Ribuan guru di Tunisia berpawai pada Rabu (6/2/2019) dekat kantor perdana menteri menuntut kondisi pekerjaan lebih baik dan gaji yang lebih tinggi.
Pemerintah Tunisia berada di bawah tekanan dari para pemberi pinjaman internasional untuk memangkas pengeluaran dan mengurangi defisit anggarannya yang besar tetapi juga menghadapi kemarahan masyarakat akibat pengangguran tinggi, khususnya di antara kaum muda dan kemiskinan.
Di alun-alun al Kasbah di Tunis tengah, para guru meneriakkan: "Kami menginginkan hak-hak kami" dan "Ini merupakan revolusi pena" - kiasan tidak langsung kepada revolusi "Musim Semi Arab" yang meletus di Tunisia pada 2011 dan menumbangkan Zine al-Abidine Ben Ali, demikian seperti dilansir dari Reuters.
Para guru telah memboikot ujian bagi ratusan ribu siswa selama dua bulan, memicu ketegangan di negara Afrika Utara itu dan mendorong para orang tua untuk mengadakan demonstrasi sendiri.
Perhimpunan Orang tua Nasional telah menyerukan demonstrasi besar pekan ini untuk memprotes terhadap nasib anak-anak mereka, dengan mengatakan mereka telah menjadi sandera dalam perselisihan antara serikat para guru dan pemerintah.
Serikat Guru telah meminta kenaikan gaji dan pengurangan usia pensiun, tuntutan-tuntutan yang pemerintah katakan tidak adil dan tak dapat dipenuhi.
Pemerintah juga sedang berunding dengan serikat sektor publik yang berpengaruh, UGTT, yang mengancam mengadakan mogok dua-hari di seluruh negara itu bulan ini jika pemerintah tidak memberikan kenaikan upah bagi sekitar 670.000 pekerja.
UIGTT, serikat terbesar di Tunisia, menutup sekolah-sekolah, universitas-universitas, kementerian-kementerian dan kota-kota di seluruh Tunisia bulan lalu dalam mogok serupa di seluruh negeri.
Ekonomi Tunisia bergolak sejak revolusi 2011, yang juga dipicu oleh kemarahan atas pengangguran dan kemiskinan.
Baca Juga: Manchester City Lengserkan Liverpool Usai Kalahkan Everton
Berita Terkait
-
Wow, Sekelompok Perempuan Tunisia Demo Minta Poligami Dibolehkan
-
MotoGP 2019: Morbidelli Semringah Dapat Motor Serupa dengan Sang Guru
-
Jomblo Akut, Perempuan Tunisia Gelar Demo Tuntut Dipoligami
-
MotoGP 2019: Rossi Cemas Dua Muridnya Ini Finis di Depannya
-
Polisi dan Guru Goyang India, Siswa Dibuat Gemas Melihatnya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Menuju Fase Rehabilitasi: Pemerintah Pastikan Sekolah, RSUD, dan Pasar di Sumatra Mulai Pulih
-
Arus Balik Nataru 2026 Dibayangi Kepadatan Tol, Polda Metro Siapkan 5 Skema Rekayasa Lalu Lintas Ini
-
Soal Adanya Pengibaran Bendera GAM, PDIP Beri Pesan: Jangan Campuradukkan Politik dalam Bencana
-
Kritik Pedas Ray Rangkuti: Di Indonesia, Musibah Sering Jadi Peluang Bisnis Pejabat!
-
Gerindra Dukung Pilkada Balik ke DPRD: Anggaran Rp37 Triliun Lebih Baik Buat Kesejahteraan Rakyat!
-
PDIP Integrasikan Politik Tata Ruang dan Mitigasi Bencana, Terjemahkan Visi Politik Hijau Megawati
-
Demo Buruh Tolak UMP 2026, Pramono Anung: Kami Tetap Berikan Layanan Terbaik
-
Bawa Pesan Kemanusiaan dari Megawati, PDIP Kirim 30 Ambulans dan Tim Medis ke Sumatra
-
Bupati Bireuen Tinjau Jembatan Krueng Tingkeum, Siap Dukung Kelancaran Logistik Aceh-Medan
-
APBD DKI 2026 Menyusut, Ini Sektor yang Akan Jadi Fokus Utama