Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan, aparatur sipil negara tidak boleh berpihak pada salah satu pasangan peserta Pilpres 2019.
Penegasan Tjahjo tersebut merupakan tanggapan terhadap hasil survei Charta Politika yang menemukan banyak PNS mendukung Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
"Menurut saya sebagai ASN harus netral. Soal punya pilihan ke mana, ya masing-masing punya pilihan politik, sikap. Itu hak mereka," kata Thahjo Kumolo seusai menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Panahan Indonesia di Hotel Sultan, Kamis (7/1/2019).
Mantan Sekretaris Jendral PDIP tersebut tetap menghormati Charta Politika sebagai lembaga survei yang menyebut elektabilitas petahana Jokowi – Maruf Amin di lingkungan PNS terbilang rendah.
"Apapun lembaga survei kami menghargai dan menghormati, tapi soal hari H (pemungutan suara), enggak tahu, rahasia pribadi masing-masing," jelasnya.
Untuk diketahui, Charta Politika pernah mengadakan jajak pendapat mengenai dukungan PNS terhadap peserta Pilpres 2019.
Hasilnya, PNS pendukung Jokowi mencapai 40,4 persen. Jumlah itu lebih kecil dibanding PNS yang mendukung Prabowo - Sandiaga yakni 44,4 persen. Masih ada 14,9 persen PNS yang belum memberikan dukungan suara untuk kedua calon.
Sementara Dalam lingkungan pegawai desa atau kelurahan, pemilih Jokowi – Maruf hanya 30,8 persen. Sedangkan pegawai desa atau kelurahan yang memilih Prabowo – Sandiaga mencapai 53,8 persen. Masih ada 15,4 persen pegawai desa dan kelurahan yang belum menentukan sikap politiknya di Pilpres 2019.
Survei Charta Politika ini dilakukan pada periode 22 Desember 2018 - 2 Januari 2019, dengan cara mewawancarai 2000 responden di 34 provinsi.
Baca Juga: Berselingkuh, Mayat yang Dibopong Joni ke Polsek Ternyata Rekannya
Jajak pendapat itu menggunakan metodologi sampel acak bertingkat dengan ambang batas kesalahan 2,91 persen serta tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Sejarah Bakal Berakhir! Kementerian BUMN di Ambang Dilebur ke Danantara, Istana-DPR Beri Sinyal Kuat
-
Wali Kota Prabumulih Langgar Aturan Buntut Copot Kepsek SMPN 1, Ini Sanksi dari Kemendagri
-
Modus Licik Eks Pejabat MA Zarof Ricar Sembunyikan Aset Rp35 Miliar, Ternyata Atas Nama Dua Anaknya
-
Wali Kota Prabumulih Beri Hadiah Motor Listrik ke Kepsek SMPN 1, Auto Dinyinyiri Warganet
-
Pemerintah Akui Ada Kemungkinan Kementerian BUMN Dilebur dengan Danantara, Tapi...
-
Prabowo Bersiap Naikkan Gaji ASN hingga TNI/Polri, Guru dan Nakes Jadi Prioritas Utama
-
Penggaung Jokowi 3 Periode Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Qodari Konservatif, Tak Progresif!
-
Geger di India, Wabah Amoeba Pemakan Otak Renggut Nyawa Bayi hingga Lansia
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Alasan Kuat Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN: Beliau COO Danantara