Suara.com - Mochammad Wahyu Setiawan (27) tewas setelah disabet senjata tajam di bagian kepala belakang oleh pemuda bernama Ganjar Adi Susilo (19). Peristiwa pembunuhan itu bermula saat korban bersama rekannya Faisal Adi Wiyudin (20) mencari-cari pelaku di depan Hotel Coconut, Jalan Mangun Suparjan, Mojoroto, Kediri pada Rabu (13/2/2019) malam lantaran diduga telah menganiaya adiknya.
Namun, nahas, korban malah terbunuh saat terlibat keributan dengan pelaku. Wahyu tersungkur setelah ditikam dengan pisau yang dibawa Ganjar. Melihat korban terkapar, teman-temannya menariaki pelaku dengan sebutan maling. Sontak, warga sekitar langsung menangkap pemuda tersebut.
Untungnya, aparat polisi dari cepat tiba di lokasi untuk mengamankan pelaku agar menghindari amuk massa. Pelaku dibawa ke Polsek Mojoroto. Sementara korban dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri.
Korban mengalami luka robek di kepala bagian belakang dan robek pada bibir bagian atas. Oleh RS Muhammadiyah korban kemudian dirujuk ke RSUD Gambiran II Kota Kediri. Tetapi kondisi luka yang dideritanya parah, akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia, pukul 09.30 WIB.
Kasubbag Humas Polresta Kediri AKP Kamsudi mengatakan, polisi masih memeriksa keterangan Ganjar untuk menentukan status hukumnya dalam kasus tersebut. "Pelaku telah kita amankan. Kini masih dimintai keterangan,” kata AKP Kamsudi seperti diwartakan Beritajatim.com, Kamis (14/2/2019).
Atas perbuatannya itu, Ganjar terancam pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
Sumber: Beritajatim.com
Berita Terkait
-
Dibunuh Usai Disetubuhi, Nenek Sukimen Ternyata Dipacari 2 Brondong
-
Pengakuan Memilukan Remaja yang Nekat Bunuh Ayah Kandung Sendiri
-
Seusai Antar Nenek Pulkam, Pemuda Gereja Tewas Ditikam Pelaku Misterius
-
Dibunuh, Perempuan Cantik Fitri Berencana Menikah Usai Rayakan UItah
-
5 Negara dengan Tingkat Pembunuhan Tertinggi, Intip Tips untuk Traveler!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu