Suara.com - Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno membantah kalau Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mendapat suntikan modal di Pilgub DKI 2012 lalu dari hasil keuntungan lahan yang dimiliki Prabowo Subianto, Capres nomor urut 02 di Pemilu 2019.
Hendrawan menganggap isu tersebut sengaja dibuat oleh kubu Prabowo di Pemilu 2019.
"Saya lihat tim di sekitar paslon Prabowo - Sandiaga membuat pernyataan yang makin ngawur. Mengait-ngaitkan satu kejadian dengan peristiwa lain secara sembarangan, 'semau gue'," kata Hendrawan saat dihubungi wartawan, Rabu (20/2/2019).
Hendrawan menegaskan bahwa modal kampanye Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok murni hasil dari gotong royong partai pendukung. Salah satunya dari Partai Gerindra.
"Soal kampanye Jokowi - Ahok, semua bergotong royong. Saweran. Soalnya gengsi partai dipertaruhkan. Kami menggunakan dana gotong royong secara masif," ujarnya.
Menurut Hendrawan, Jokowi tidak pernah tidak bermaksud untuk menghilangkan rasa hormatnya kepada Ketua Umum Partai Gerindra. Ia menyebut terkait sindiran kepemilikan lahan itu Jokowi hanya ingin mengutarakan kalau hal tersebut tidak seusai dengan Pasal 33 Undang-Undang 1945.
"Jokowi hanya menunjukkan data kongkrit. Soal apakah itu ironis dengan pernyataan Prabowo soal Pasal 33 UUD 1945, dengan idealisme keadilan sosial, biar rakyat yang menilai," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo sempat menyesalkan ketika Jokowi menyerang Prabowo dengan urusan kepemilikan lahan di Kalimantan Timur dan Aceh saat debat capres kedua beberapa waktu lalu.
Menurut Edhy, sebagian besar keuntungan lahan itu pernah digunakan sebagai modal Jokowi maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2012 silam.
Baca Juga: Pasar Direvitalisasi, Omzet Penjual di Pasar Rakyat Naik 20 Persen
Edhy mengungkapkan, lahan yang dimiliki Prabowo bersifat Hak Guna Usaha (HGU) dan bisa diambil negara kapan pun bilamana dibutuhkan. Terlebih lahan itu dibeli Prabowo untuk mencegah jatuh ke pihak asing.
"Pak Prabowo rela pasang badan mengelola lahan dengan segala keterbatasan, karena beliau tak ingin lahan luas tersebut dikelola oleh pihak asing," kata Edhy kepada Suara.com, Selasa (19/2/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting