Suara.com - Pihak kepolisian menyayangkan sikap masyarakat yang enggan membeberkan informasi terkait keberadaan kelompok radikal bersenjata pimpinan Ali Kalora di daerah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah. Polisi menduga masyarakat takut jika memberitahukan informasi keberadaan kelompok teroris tersebut.
Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, enggannya masyarakat memberi keterangan kepada polisi itu menjadi kendala dalam memetakan wilayah keberadaan pelaku. Padahal selama ini, diketahui masyarakat masih suka terlibat kontak dengan Kelompok Ali Kalora lantaran berada di medan yang sama.
"Masyarakat di sana lebih takut kepada Ali Kalora dari pada kepada kita. Ini kita coba bina ke masyarakat, memberi pengertian bahwa kita akan melindungi masyarakat," ujar Rudy di Mabes Polri, Senin (4/3/2019).
"Kita berikan keyakinan ke masyarakat, bahwa kita sungguh-sungguh mengejar kelompok bersenjata itu," tambahnya.
Selain itu, masyarakat juga dinilai masih merasa was-was karena tidak ada jaminan kepolisian akan menjaga mereka dari Kelompok Ali Kalora setiap waktu. Rudy berujar, pasukannya memang tidak bisa menjaga masyarakat disebabkan keterbatasan jumlah personel.
"Akhirnya masyarakat ke kebun sendiri, akhirnya masyarakat membekali dirinya sendiri, terutama kita beri pengetahuan bahwa kalau ada teroris harus menghindar. Jadi memberi kepercayaan ke masyarakat agar berpihak ke kepolisian, memberikan cukup waktu kepada kita," tutur Rudy.
Sebelumnya, Satgas Operasi Tinombala masih terus melakukan pengejaran terhadap anggota Kelompok Ali Kalora usai terjadi kontak tembak dengan lima orang DPO MIT. Diketahui kontak tembak tersebut satu pelaku Romzi alias Basyir tewas dan satu pelaku lain Aditya alias Idad ditangkap dalam keadaan hidup.
Berita Terkait
-
Kelompok Ali Kalora Disebut Hanya Miliki 2 Pucuk M16 dan Revolver
-
Kronologi TNI dan Polisi Kontak Tembak dengan Kelompok Ali Kalora di Poso
-
TNI Tembak Mati Basyir Anggota Mujahidin Indonesia Timur di Poso
-
Buru Kelompok Ali Kalora, Polisi Siapkan Strategi Perang Hutan
-
Kepala Anang Dipenggal Teroris MIT Ali Kalora Usai Makan Pagi di Warung
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Dugaan Skandal Kereta Cepat Whoosh, Jepang Sengaja Dilibatkan untuk 'Goreng' Harga?
-
Periksa Eks Kabiro Umum Kementan, KPK Dalami Soal Rekanan Pengadaan Asam Formiat
-
Gubernur Pramono Anung Ingin 'Boyong' IKJ dari Cikini ke Kota Tua, Begini Reaksi Kampus
-
Prabowo dan Presiden Brasil Punya Angka Keberuntungan 8, Apa Maknanya?
-
Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
-
Kejutan! Prabowo Jadikan Bahasa Portugis Prioritas di Sekolah: Ada Apa dengan Brasil?
-
Said Didu Bongkar 'Kebohongan' Jokowi Soal Freeport-Blok Rokan: Tak Pernah Negara Ambil Freeport!
-
Ikut Soroti Polemik Aqua Ambil Air Sumur Bor, DPR Minta BPKN Turun Tangan: Ini Persoalan Serius!
-
Viral! Pamer Bukti Transfer Fiktif, Pengemudi Brio Kabur Usai Isi Bensin Rp200 Ribu di Ciputat
-
Akademisi Bongkar Dugaan Skandal Whoosh Era Jokowi: Proyek Molor, Anggaran Bengkak