Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menjelaskan maksud dari ucapannya yang menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief tertangkap seusai menggunakan narkoba jenis sabu di salah satu hotel mewah di Jakarta.
Menurutnya, Andi Arief menjadi korban atas kegagalan Jokowi memberantas narkoba.
Arief menjelaskan bahwa Jokowi wajib dipersalahkan lantaran dianggap tidak becus dalam mengurangi peredaran narkoba di Indonesia.
Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya penggunaan barang haram tersebut di tanah air.
"Kenapa Joko Widodo wajib kita salahkan, dalam menyikapi penggunaan narkoba yang paling makin meningkat jumlahnya di Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo," kata Arief kepada Suara.com, Rabu (6/3/2019).
Dengan menggunakan data hasil survei BNN, Arief mengatakan bahwa keberhasilan aparat penegak hukum baru bisa mengungkap 10 persen dari penyelundupan narkoba.
Karena itu, Arief menilai kalau 90 persennya berhasil beredar di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menyumbang angka korban penyalahgunaan narkoba.
"Kenyataan ini juga menunjukan bahwa Indonesia masih merupakan wilayah sasaran penyelundupan jaringan narkoba internasional, karena permintaan konsumsi narkoba masih tetap tinggi," ujarnya.
Arief kemudian melihat kalau Andi menjadi salah satu korban dari peredaran narkoba yang belum bisa ditangkap oleh aparat penegak hukum.
Baca Juga: Ma'ruf Amin ke Andi Arief: Sudah Jadi Tokoh Kok Masih Terjerat Narkoba
Karena itu dirinya menyebut kalau Andi menjadi salah satu korban atas gagalnya pemerintah dalam memberantas narkoba.
"Banyak yang tim di sana nggak nyampe pikirannya ya, di mana pengguna narkoba yang korban peredaran narkoba disebabkan oleh gagalnya pemerintah. Pemberantasan narkoba itu dalam sebuah negara merupakan tanggung jawab seorang presiden dalam melindungi warga negara dari kerusakan-kerusakan jiwa dan mental akibat narkoba," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta