Suara.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyindir pembangunan jalan Trans Papua yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Mardani Ali Sera, pembangunan jalan tanpa diikuti pembangunan industri hanya menjadikannya jalan hantu atau ghost toll.
Hal itu disampaikan oleh Mardani dalam acara Mata Najwa bertajuk ‘Adu Kuat Kampanye’ pada Kamis (27/3/2019).
Mardani mengatakan, Jokowi tidak memiliki fokus pembangunan untuk memajukan Papua, hanya sebatas membangun jalan saja tanpa ada rencana pembangunan yang pasti.
“Mana blue printnya, mana niatnya untuk mengembangkan Papua, mana desain globalnya. Kalau cuma jalanan nanti cuma jadi ghost toll, jalanan hantu karena tidak ada industrinya,” kata Mardani seperti dikutip Suara.com, Jumat (28/3/2019).
Mardani menilai, pembangunan jalan Trans Papua tidak menyelesaikan masalah. Ia mengibaratkan pad agenting rumah bocor yang membasahi sofa, pembangunan jalan hanya menggeser sofa dari tempat bocor namun tidak menyelesaikan masalah kebocoran yang terjadi.
“Kalau saya kasihan dengan Pak Jokowi. Ini bab kapasitas. Jadi atapnya bocor kena sofa, sofanya digeser menganggap sofanya sudah tidak basah padahal atapnya tetap bocor,” tutur Mardani.
Mardani pun menjelaskan, bila memang ingin membangun Papua, Jokowi seharusnya menyiapkan rencana secara jelas. Mulai dari menarik perusahaan besar ke Papua hingga mengadakan transmigrasi, namun itu tidak dilakukan oleh Jokowi.
“Tapi kalau kita cinta sama Papua, Papua yang sebesar ini kita bisa kembangkan provinsinya menjadi 4 sampai 6 kemudian kita arahkan industri-industri besar kita di sana, kita buat transmigrasi,” ungkap Mardani.
Baca Juga: Pesan Ketua DPR: Di Pemilu Jangan Baper, Kita Tidak Sedang Bercinta
“Ketika dia pembangunan yang tidak pencitraan maka bukan cuma 1 ruas jalan tapi keseluruhan sistemik. Itu yang tidak dilakukan karena itu, ini memang bab kapasitas gitu loh,” imbuh Mardani.
Pernyataan Mardani ini pun langsung disanggah oleh politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu. “Kadang kala memang kebencian yang berlebihan membuat kita buta,” ungkap Adian.
Mendengar hal itu, Mardani pun langsung membantah. Mardani bersikeras bahwa hal ini berkaitan dengan kapasitas.
"Bukan benci, ini bab kapasitas. Kalau benci bukan bab kapasitas," pungkas Mardani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum