Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan menganggap Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra tidak tahu terima kasih kepada Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pernyataan itu disampaikan setelah Yusril membeberkan bukti chat WhatsApp dengan pentolan FPI Rizieq Shihab, di mana nama SBY ada di dalamnya.
Politikus yang akrab disapa Syarief Hasan itu kemudian untuk tidak mengkait-kaitkan SBY, terlebih SBY bukan sebagai kontestan dalam Pilpres 2019. Ia menganggap apa yang ada di percakapan chat tersebut mengenai SBY adalah sebuah fitnah.
"Janganlah untuk mencapai sesuatu itu dengan segala cara dilakukan, lebih bagus saya mengimbau untuk istigfar saja. Sekarang Pak SBY kan tidak sebagai kontestan dan saya kira Pak Yusril pernah membantu, Pak Yusril sebagai menterinya (SBY)," kata Syarief di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).
"Jadi sebabai manusia biasa ya mbok berterimakasihlah. Kalau memang tak mau berterima kasih ya sudah dalam hatinya sajalah, jangan memberikan fitnah-fitnah yang tidak pantas," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengunggah bukti percakapan antara dirinya dengan Habib Rizieq Shihab di akun Instgaram @yusrilihzamhd. Percakapan itu berisikan pembahasan Prabowo Subianto di masa pencapresannya dengan pasangan dari kalangan ulama.
Bukti percakapan tersebut tampaknya sengaja diunggah Yusril sebagai bentuk bantahannya atas ucapan Rizieq di Front TV pada awal April 2019 yang menyatakan Yusril berbohong.
Yusril sebelumnya menyebut pada November 2014, Rizieq meragukan keislaman Prabowo. Pernyataan itu, kata Yusril, disampaikan sendiri oleh Rizieq kepada dirinya.
Dalam percakapan tersebut terdapat pesan Rizieq kepada Yusril yang menyebutkan bahwa Prabowo Subianto sudah terjebak dengam SBY dan propaganda politik Islam yang disebut politik integritas. Di mana politik integritas disebutkan dalam percapakan tersebut yakni gemas dengam SARA dan menjadi salah satu sebab gagalnya pengusungan cawapres Prabowo dari kalangan ulama.
Baca Juga: Jokowi Pamer Video Kampanye di Tegal: Saya Basah Kuyup
Berita Terkait
-
Yusril Dituding Adu Domba Rizieq Shihab dengan Kubu Prabowo
-
Soal Keislaman Prabowo, Fahri Hamzah: Jangan Bahas Keislaman di Publik
-
Makin Panas! Rizieq Shihab Bantah Seluruh Pengakuan Yusril Soal Prabowo
-
Balas Komentar Yusril Soal Keislaman Prabowo, Rizieq: Insaf dan Sadarlah
-
Habib Rizieq Lontar Tuduhan ke Menlu, Kubu Jokowi: Rakyat Sudah Maklum
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional