Suara.com - Sebanyak 37 orang yang diyakini sebagai umat Muslim etnis Rohingya dari Myanmar ditemukan di pantai utara Malaysia pada Senin (8/4/2019), kata polisi setempat.
Kedatangan mereka merupakan yang terbaru, yang dikhawatirkan oleh otoritas setempat dapat menjadi gelombang baru penyelundupan manusia melalui laut.
Puluhan warga Rohingya di Myanmar dan Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir melewati jalur laut untuk berupaya menjangkau Malaysia, yang mengalami jumlah penurunan pascapenumpasan perdagangan manusia pada 2015.
Bulan lalu, 35 migran juga ditemukan di pantai Sungai Belati di utara negara bagian Perlis, Malaysia.
Pada Senin, 37 pria ditangkap di sekitar Kota Simpang Empat setelah mereka mendarat di pantai yang sama di pagi hari, kata kepala kepolisian negara bagian, Noor Mushar Mohamad seperti dilansir Reuters.
"Kami yakin, mereka bepergian dengan menaiki kapal yang lebih besar, sebelum dipindahkan ke kapal yang lebih kecil di laut dan diantarkan ke sejumlah tempat berbeda," katanya.
Ia juga menuturkan bahwa seluruh pria tersebut dalam kondisi sehat dan telah diserahkan kepada petugas migrasi.
Menurut badan PBB, lebih dari 700.000 warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh pada 2017. Mereka melarikan diri dari tindakan keras militer di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Myanmar menganggap warga Rohingya sebagai migran ilegal dari anak benua India dan mengurung puluhan ribu orang di kamp-kamp di Rakhine sejak kekerasan menyelimuti daerah tersebut pada 2012.
Baca Juga: PBB Kembali Kritik Facebook terkait Propaganda Kebencian terhadap Rohingya
Pejabat yakin migran yang dijumpai pada Senin berasal dari Myanmar ataupun Bangladesh.
"Kami masih menyelidiki dari mana kapal-kapal itu berasal, namun kami menduga ada keterlibatan sindikat perdagangan manusia," ungkap Noor Mushar.
Mewabahnya kekerasan sektarian di Rakhine pada 2012 memicu puluhan ribu warga Rohingya meninggalkan Myanmar melalui laut. Eksodus memuncak pada 2015, saat sekitar 25.000 warga melarikan diri melintasi Laut Andaman menuju Thailland, Malaysia dan Indonesia. Banyak dari mereka yang tenggelam dalam perjalanan akibat kondisi kapal yang tidak aman dan kelebihan muatan.
Berita Terkait
-
3 WNI Tewas Dalam Kecelakaan Bus Dekat Bandara Kuala Lumpur Malaysia
-
Niatnya Buka 'Pub Halal' Viral, Pria Ini Malah Dihujat
-
Ada Rendang 'Malaysia' di Stadion Baru Tottenham, Netizen Indonesia Geram
-
Gerindra Laporkan Dugaan Jual Beli Suara di Malaysia ke Bawaslu
-
PBB Kembali Kritik Facebook terkait Propaganda Kebencian terhadap Rohingya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
Terkini
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas